Bisnis.com, PURWAKARTA - Sejumlah warga asal Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, memilih untuk menekuni budi daya maggot.
Maggot, merupakan bayi larva lalat yang dikenal dengan black soldier fly atau lalat tentara hitam. Salah satu tujuan budi daya maggot ini, untuk mengurai sampah. Pasalnya, hingga hari ini produksi sampah terus mengalami peningkatan.
Ketua Kelompok Pemanfaat dan Pemberdaya (KPP) Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) Resik Sindangkasih Eka Heryana mengatakan sampai hari ini permasalahan sampah masih menjadi momok yang masih terus menghantui masyarakat. Segala upaya pun sudah banyak dilakukan baik oleh instansi maupun kelompok masyarakat.
"Termasuk yang kini kita lakukan dengam budi daya maggot. Tujuannya untuk mengurangi tumpukan sampah. Karena, maggot merupakan merupakan salah satu hewan pengurai sampah," ujarnya, kepada sejumlah wartawan, Jumat (26/3/2021).
Menurut Eka, pihaknya sengaja berbudidaya maggot ini. Karena, selain bernilai ekonomis, maggot banyak manfaatnya. Selain bisa mengurai sampah. Maggot juga menjadi pakan ternak yang harganya lumayan mahal.
Seperti yang dikembangkan TPS3R Resik Sindangkasih, dipadupadankan dengan teknologi, maggot disulap menjadi pakan ternak. Selain itu, limbah yang dihasilkan oleh maggot yang berasal dari pakannya, yakni sampah organik, bisa dijadikan pupuk kompos.
"Jadi, maggot ini kita kasih pakan sampah-sampah organik. Nanti, hewan ini akan memamah, lalu kotorannya (limbah) bisa jadi pupuk kompos," ujarnya.
Jika sudah memasuki usia panen, maggot ini siap diolah menjadi pakan ternak dengan kandungan gizi yang tinggi. Untuk suplai sampah organiknya, lanjut Eka, berasal dari rumah maggot Purwakarta (RMP).
Dengan demikian, budi daya maggot ini jelas sangat menguntungkan. Pertama, bisa mengurangi sampah. Kedua, maggot bisa jadi pakan ternak dengan harga yang lumayan mahal. Ketiga, limbah maggotnya bisa menjadi pupuk bagi tanaman.
"Sampah yang disuplai ini, 30 persennya dibawa ke TPA Cikolotok. Serta, 70 persennya bisa kami reduksi," ujarnya.
Eka menyebutkan, TPS3R Resik bersama RMP telah berdiri di Purnawarman Selatan, Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta sejak Februari. Dengan bantuan anggaran 2020 melalui Kementerian PUPR untuk Citarum Harum. Hingga bulan ini, pihaknya telah mengelola sampah sebanyak 8 ton. (K60)