Bisnis.com, KARAWANG - Masih dalam suasana bencana banjir, Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang meminta warga untuk segera memeriksakan diri ke posko kesehatan terdekat. Pasalnya, saat terjadinya banjir ini dikhawatirkan menjadi penyebab penularan virus corona. Terutama bagi warga yang mengungsi.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana mengatakan sudah ada laporan warga yang mengungsi, saat diperiksa di posko kesehatan terpapar corona. Karena itu, pihaknya meminta warga untuk segera lapor atau memeriksakan diri ketika sudah mengalami gejala-gelaja sakit.
"Saat banjir ini, warga banyak yang menjadi korban. Mereka harus mengungsi di tempat aman. Makanya, kita khawatir penyebaran corona akan tinggi lagi," ujarnya, melalui rilis yang diterima Bisnis.com, Rabu (24/2/2021).
Pihaknya, berupaya untuk menuntaskan penyebaran Covid-19 ini. Untuk itu, dalam dua pekan ke depan Pemkab Karawang memerpanjang pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar proporsional, mulai 23 Februari hingga 8 Maret 2021.
Perpanjangan tersebut, berdasarkan Keputusan Bupati (Kepbup) No 443/Kep.138-Huk/2021 serta menindaklanjuti instruksi Menteri Dalam Negeri No 04/2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro. Kemudian, dari Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.102-Hukham/2021.
"Hasil evaluasi, PSBB/ PPKM masih berlanjut. Seperti sebelumnya perpanjangan selama dua pekan ke depan. Kali ini penguatan di lingkungan dan posko desa tetap mendapat perhatian penuh," ujarnya.
Ditengah kondisi banjir yang melanda Kabupaten Karawang, Fitra meminta masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, jika merasakan gejala. Bagi masyarakat yang positif Covid-19. Selain itu, warga juga harus mengikuti anjuran tenaga kesehatan selama masa perawatan sehingga segera sembuh.
Selain itu, meski dalam kondisi banjir, masyarakat juga diminta tetap menerapkan 5 M. Antisipasi lain, untuk mencegah penularan Covid-19 pihaknya bersama TNI/POLRI berupaya memecah lokasi pengungsian.
"Kami tetap melakukan antisipasi supaya tidak terjadi kerumunan pascabanjir, terutama saat pembagian berbagai macam bantuan dari berbagai pihak yang berpotensi menimbulkan kerumunan," jelasnya.
Fitra mengungkapkan, sejumlah dapur umum didirikan lebih banyak untuk mengantisipasi kerumunan. Selain memberikan jaminan kebutuhan konsumsi korban terdampak banjir dapat terpenuhi.
Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi potensi penyakit yang timbul dalam kondisi banjir. Maka, kata Fitra, pihak satgas bersama pemerintah, TNI/POLRI juga sudah membuat posko-posko Kesehatan di titik-titik banjir yang melanda Karawang.
Secara terpisah, Puskesmas Karawang Kulon membuka pokos kesehatan pasca banjir. Petugas dengan sepenuh hati dan optimal memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Posko kesehatan ini berada di area Gedung Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud).
Kepala Puskesmas Karawang Kulon, drg Endah Purwanti, mengatakan, setiap harinya ada 50 warga yang berobat. Keluhannya macam-macam. Terutama, penyakit yang timbil pascabanjir.
"Kami bersama tim sebanyak 5 orang selalu siap siaga di posko ini," ujarnya.
Posko ini, sudah berdiri sejak tiga hari terakhir. Selama posko berdiri ditemukan satu warga yang terkonfirmasi Covid-19. Saat itu juga, warga tersebut langsung di rujuk. Supaya, tidak menularkan ke pengungsi lainnya. (K60)