Bisnis.com, BANDUNG - Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menilai harga daging sapi yang terus melonjak bukan karena kekurangan ketersediaan. Namun, memang harga jual dari pemasok menjadi penyebabnya.
Meski demikian, ia memastikan ketersediaan hewan dan daging sapi di Kota Bandung dipastikan aman sampai tiga bulan ke depan.
“Masyarakat selain mengonsumsi daging segar dari sapi hidup juga dari daging beku. Persediaan daging beku relatif bagus, bahkan Bulog yang punya stok sampai 1,9 ton dan bisa cukup untuk 2-3 bulan, dan di RPH [rumah pemotongan hewan] pun sapi itu tersedia,” jelasnya, Selasa (26/1/2021).
Menurut Gin Gin, harga jual daging sapi normalnya di kisaran Rp110.000-Rp120.000 per kilogram. Namun kini menembus Rp.30.000-Rp134.000 per klogram. Kenaikan bukan hanya di Kota Bandung, melainkan global.
Pasalnya, kebijakan pengadaan sapi di Indonesia masih tergantung kepada pengimpor dari negara lain. Sehingga ketika ada kenaikan di negara pengimpor, otomatis imbasnya akan sampai ke konsumen.
"Tidak hanya Kota Bandung, hampir sebagian besar di Indonesia sapinya impor. Jadi ketergantungan yang tinggi itu, belum ada kesiapan dari Indonesia untuk menghasilkan sapi yang di produksi di negara kita, itu kelemahan kita," jelasnya.
Namun untuk mengantisipasi hal itu, Gin Gin mengaku terus berkoordinasi baik dengan Kementerian maupun dengan para pengusaha di Kota Bandung.
Selain itu, Gin Gin juga mengajak masyarakat untuk sementara beralih mengkonsumsi daging lain, seperti ikan dan ayam.
“Kita mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi bahkan mengalihkan konsumsi ke daging lain seperti ikan, dan ayam. Kita merekomendasikan itu sementara. Termasuk operasi pasar perlu kita siapkan,” terangnya. (K34)