Bisnis.com, BANDUNG — Para pelaku usaha di sektor industri fashion Bandung terus beradaptasi sekaligus mengubah strategi agar bisa menjaga kinerja bisnisnya tetap baik di masa pandemi Covid-19.
Gilang Permana Kencana, 26, pemilik brand fashion Motzint Original menyebut pandemi Covid-19 yang terjadi hampir sepanjang tahun 2020 berpengaruh signifikan terhadap bisnis yang sudah dibangun dari tahun 2014.
“Tahun lalu toko offline terpaksa tutup. Penjualan ke luar kota gak jalan. Reseller juga sama kondisinya, gak bisa menjual barang,” kata dia saat dihubungi, Jumat (22/1/2021).
Pria yang dulu berkuliah di STIE Tridharma itu hampir memutus kerja beberapa pegawainya untuk menjaga keuangan perusahaan. Namun niatnya itu tidak terlaksana setelah mengubah beberapa kebijakan.
Jika dulu ia fokus mengandalkan penjualan Motzint secara offline di toko, sekarang ia menjaring ceruk pendapatan melalui daring (online) memanfaatkan beberapa marketplace, seperti Shopee. Lambat laun, setelah menjalani proses di tengah pandemi, Motzint bisa bertahan bahkan meningkat dari sisi penjualan.
“Tadinya mau PHK, tapi pegawai kan punya keluarga juga. Kasihan. Makanya saya coba pelajari bisnis di online, marketplace dan lain-lain. Alhamdulillah ada hasilnya, saya juga ga merumahkan atau memberlakukan PHK kepada pegawai,” terang dia.
Pegawai di toko Motzint dialihkan untuk menjaga pembelian secara daring. Ada 15 orang yang bertugas di bagian ini. Mereka pun bertugas menjaga sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia. Di bagian produksi, ia menambah pegawai di antaranya 40 penjahit baju, celana hingga jaket.
“Dari menjelang akhir tahun kemarin, penjualan konsisten di angka 10 ribu barang terjual,” kata Gilang.
Optimistis dan Berbagi Tips
Raihan ini membuatnya yakin bahwa industri fashion masih bisa berkembang meski di tengah situasi pandemi. Gilang pun berharap banyak pengusaha khususnya anak muda bisa memiliki optimisme serupa.
Dari pengalamannya, ada sejumlah hal yang menjadi kunci dalam beradaptasi. Beberapa di antaranya adalah menguasai ekosistem daring yang memiliki pasar lebih luas.
“Pelajari sistemnya, karena kan harus dipikirkan biaya iklan untuk promosi, konten dan lain sebagainya. Tentukan target market, harus tahu selera pasar dan perbanyak relasi. Poin terakhir, khusus anak muda kalu bisa harus punya mentor yang punya pengalaman,” terang dia.
“Ya saya optimistis lah industri kreatif, industri fashion tetap bisa berkembang,” ia melanjutkan seraya menyebut pemerintah sedang mendorong pelaku UMKM berkembang dengan berbagai program termasuk bantuan modal.