Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, ketahanan pangan menjadi prioritas utama pemerintah daerah dalam mendorong ekonomi baru Jabar pada 2021.
Jabar sendiri memiliki tujuh potensi ekonomi baru pascapandemi Covid-19, yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; (2) swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan (7) pariwisata lokal.
Terkait swasembada pangan untuk mencapai ketahanan pangan, dia menjelaskan bahwa salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan potensi lahan di desa untuk bercocok tanam sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, ketahanan pangan bisa mengatasi potensi krisis pangan. Ia pun mengajak masyarakat untuk menjadikan sektor pangan sebagai ekonomi baru.
“Itulah mengapa saya mengajak orang kota kembali ke desa, tanah [yang ditanam] nanti disiapkan, yang penting mereka mau berwirausaha di tanah yang kita sediakan. Kalau [swasembada pangan] itu lancar, Insyaallah ekonomi kita akan terkendali,” katanya dalam pernyataan yang dikutip Senin (7/11/2020).
Adapun meski secara tahunan (y-on-y) ekonomi Jabar di triwulan III-2020 mengalami kontraksi yaitu minus 4,08 persen akibat pandemi COVID-19, tetapi perekonomian Jabar mulai membaik.
Ekonomi Jabar triwulan III-2020 terhadap triwulan sebelumnya meningkat sebesar 3,37 persen (q-to-q). Hingga September 2020, realisasi investasi di Jabar juga tertinggi se-Indonesia berdasarkan lokasi, dengan nilai mencapai Rp86,3 triliun.
Ridean Kamil pun optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Jabar akan semakin membaik di 2021 terutama jika didukung ketahanan pangan yang memadai.
“Insyaallah maka tahun depan ekonomi Jabar akan tumbuh 4 sampai 5 persen, walaupun di akhir tahun kita upayakan bisa mendekati 0 atau lebih sedikit,” ucap Kang Emil.
Selain itu Pemda Provinsi Jabar akan menggelar West Java Agriculture and Food Summit (WJAFS), di mana dalam rangkaiannya terdapat launching program "Petani Milenial".
“[Program Petani Milenial] yaitu peminjaman lahan untuk anak-anak muda, kemudian mereka akan bertani dengan [tanaman] apa yang kita suruh dan dibeli dengan harga baik. Sehingga akan lahir budaya baru pascapandemi Covid-19 bahwa hidup yang sejahtera tidak harus di kota tapi bisa dengan tinggal di desa dengan rezeki mendunia,” tambahnya.