Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Zona Merah, Tes PCR di Kota Cimahi Lampaui Target WHO

Gugus Tugas Jabar mencatat baru Kota Cimahi yang sudah memenuhi pengetesan PCR pada 1% jumlah penduduk.
Dokter patologi klinik menunjukkan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR)/Antara
Dokter patologi klinik menunjukkan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR)/Antara

Bisnis.com, BANDUNG — Gugus Tugas Jabar mencatat baru Kota Cimahi yang sudah memenuhi pengetesan polymerase chain reaction atau PCR pada 1% jumlah penduduk.

Ketua Gugus Tugas Jabar Ridwan Kamil mengatakan awal pekan ini Jabar sudah melakukan 314.000 tes PCR untuk mengejar 1% penduduk yakni 500.000 dalam beberapa pekan ke depan.

“Hanya Cimahi yang masuk kategori sudah memenuhi standar WHO, jadi saya ucapkan selamat kepada Cimahi,” katanya di Makodam III Siliwangi, Bandung, Senin (14/9/2020).

Meski sudah memenuhi standar, namun pekan ini Cimahi masuk kembali menjadi zona merah. Ridwan Kamil menilai meski testing tinggi, angka penularan di wilayah tersebut tercatat masih tinggi. “Sehingga saya titip Pemerintah Kota Cimahi untuk lebih waspada lebih disiplin. Ya sambil saya apresiasi jumlah pengetesan yang sudah di atas 1%,” tuturnya.

Selain Cimahi, Gugus Tugas Jabar juga mencatat pekan ini ada tiga daerah lain yang masuk zona merah yakni Kota Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Bekasi. “Artinya memang mayoritas masih tetap di Bodebek, menyumbang kasus mingguan lebih dari 60% ada di Bodebek. Itulah kenapa koordinasi tadi sangat diperlukan,” ujarnya.

Menurutnya selain testing, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jabar belum memuaskan baru diangka sekitar 51 sampai 53%. Idealnya menurut Ridwan Kamil kesembuhan itu diangka 70%. “Jadi kami terus berupaya obat, mencari terapi, metodologi agar jumlah pasien yang positif ini bisa dilakukan penyembuhan secepatnya,” katanya.

Namun pihaknya juga memastikan tingkat kematian Jabar yang sangat rendah diapresiasi oleh semua pihak karena hanya di angka 2,4%. “Mudah-mudahan berita baiknya yang meninggal sedikit tapi berita buruknya yang sembuhnya agak lambat, ini yang harus kita perbaiki dalam epidemiologi di Jawa Barat,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper