Bisnis.com, BANDUNG — Penurunan ekonomi Jawa Barat pada kuartal II 2020 menjadi atensi khusus Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi mengatakan penurunan ekonomi Jabar pada kuartal II 2020 yang mencapai 5,98% harus disikapi dengan hati-hati agar pada kuartal III 2020 terjadi perbaikan. “Kita harapkan ingin tumbuh positif tapi butuh kerja keras. Saya minta gubernur, bupati wali kota belanja APBD segera direalisasikan,” katanya dalam arahan di Makodam III Siliwangi, Bandung, Selasa (11/8/2020).
Menurutnya dari data yang dimiliki pihaknya belanja daerah masih lemah sementara anggaran yang parkir di bank masih sangat besar. Menurutnya APBD yang tersimpan di bank harus segera dibelanjakan.
“Masih Rp170 triliun di bank. Artinya penggunaanya butuh kecepatan di kuartal III, kuncinya di Juli, Agustus, September. Supaya tidak masuk dalam kategori resesi,” tuturnya.
Pihaknya meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama kabupaten/kota bekerja keras agar penurunan ekonomi dan masalah pandemi ini sama-sama bisa dikendalikan. “Realiasikan anggaran disegerakan terutama dalam kuartal III,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan kondisi ekonomi akibat Covid-19 membuat dirinya sedih, karena angka penerima subsidi dan bantuan sosial awalnya hanya 25% warga Jawa Barat. “Sekarang 72% rakyat Jawa Barat itu tangannya di bawah Pak,” katanya dalam siaran langsung Youtube Sekretariat Kepresidenan.
Menurutnya sekitar 10 juta lebih warga Jawa Barat saat ini meminta bantuan sosial dari pemerintah. Di tengah kondisi ini Ridwan Kamil berterima kasih pada Jokowi yang memberikan uang pinjaman untuk daerah. “Filosopinya [pinjaman] ini menggantikan uang yang dipakai Covid-19 sehingga program lama bisa dihidupkan untuk menggerakan ekonomi sampai Desember,” katanya.
Penurunan ekonomi di triwulan II 2020 hingga 5,9% menurutnya sudah disikapi dengan perintah agar Pemprov Jawa Barat segera membelanjakan anggaran pemerintah. “Minus 5,9 karena PDRB kami di manufaktur, kalau kondisi globalnya belum pulih, bagian utara yang merupakan rumahnya industri manufaktur, 60% di industri di Jawa Barat ini pasti terkena,” tuturnya.