Bisnis.com, BANDUNG - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro memastikan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman terus melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam riset pembuatan Vaksin Merah Putih.
Bambang menilai langkah tersebut dilakukan LBM Eijkman untuk memastikan Vaksin Merah Putih terjamin kehalalannya. Terlebih kebanyakan warga negara Indonesia beragama islam.
"Yang saya tahu, kalau yang Vaksin Merah Putih Eijkman sudah berkonsultasi dengan MUI, dengan dewan syariah untuk memastikan dijamin halal dari awal pengembangan," kata Bambang saat mengunjungi LIPI, Kota Bandung, Rabu (29/7/2020).
Hingga kini, progres penelitian Vaksin Merah Putih sudah mencapai 20-30 persen. Ia menargetkan pada akhir tahun 2020, Vaksin Merah Putih bisa diujicobakan kepada hewan dan di tahun 2021, vaksin tersebut bisa di uji klinis kepada manusia.
Sementara itu, untuk vaksin yang dibuat oleh Sinovac Biotech yang dalam waktu dekat akan diuji klinis kepada manusia, ia meyakini Biofarma sebagai produsen akan menjamin hal tersebut.
"Tapi yang sudah tahap produksi nanti, yang dari luar, tentunya nanti Biofarma yang harus bisa mempertanggungjawabkan kehalalannya, tapai bagaimanapun mereka harus dapat sertifikat halal itu," jelasnya. (k34)