Bisnis.com, CIREBON - Desa Gebang Mekar di Kecamatan Gebang, merupakan salah satu desa pantai yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bagian timur. Desa tersebut sudah direncanakan oleh pemerintah sebagai menjadi kawasan wisata bahari.
Memiliki luas 216.800 meter persegi (m2), Kawasan Pantai Desa Gebang Mekar, ada salah satu yang diunggulkan yakni Pantai Baro Gebang. Di lokasi pantai tersebut wisatawan bisa menikmati pemandangan matahari terbit serta terbenam, menjelajahi perairan Cirebon menggunakan perahu milik nelayan atau pun memancing.
Pada 2003 sampai 2004, pembangunan pelabuhan dilakukan oleh pemerintah, namun pembangunan tersebut tidak berlanjut, sehingga material bangunan digunakan oleh warga sebagai alas untuk menjemur ikan.
Untuk memasuki Pantai Baro Gebang, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 1.000 untuk yang mengenakan kendaraan roda dua dan Rp 5.000 bagi pengunjung kendaraan roda empat.
Pengembangan Kawasan Wisata Gebang Mekar untuk dijadikan obyek wisata bahari, di lokasi pun telah sudah dibangun pusat pelelangan ikan (PPI), sandaran kapal, pemecah ombak, dan berbagai fasilitas lainnya.
Berdasarkan pantauan Tim Jelajah Rebana Bisnis Indonesia, beberapa fasilitas yang ada di lokasi pun tampak terbengkalai, sebagian mengalami kerusakan, mulai dari konstruksi bangunan yang mulai lapuk, cat lapisan mengelupas, hingga menjadi sasaran aksi vandalisme.
Pada musim tertentu, gelombang besar kerap terjadi di kawasan wisata pantai Gebang Mekar, hal itu mengakibatkan adanya tumpukan sampah plastik rumah tangga yang terbawa arus hingga bibir pantai dan seringkali menimbulkan bau serta pemandangan tidak sedap.
Seorang pengunjung, Ridwanto (35), mengatakan, kalau ia sengaja datang ke pantai tersebut setelah melihat beberapa unggahan di media sosial facebook. Tujuan utamanya, yakni menyaksikan langsung pemandangan matahari.
Namun saat berada di lokasi, kata Ridwanto, ia merasakan ketidaknyamanan karena mudah sekali ditemukan adanya tumpukan sampah dan akses kecil dari jalur utama Kabupaten Cirebon.
"Seharusnya ada pengelolaan yang baik seperti pantai lainnya di Jawa Barat. Padahal kalau bagus, mungkin banyak orang yang akan datang ke Cirebon," kata Ridwanto saat ditemui di Pantai Baro Gebang, Kamis (25/6/2020).
Berdasarkan data dari laman investasi.jabarprov.go.id, kawasan Wisata Pantai Gebang, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, sudah layak menjadi lokasi kawasan wisata.
Rencana zona wisata yang akan dikembangkan, zona pantai (5 hektare), zona budaya dan retail pameran (1.600 m²), zona wahana ermainan (2,9 hektare), zona kuliner (4.000 m²), zona olahraga (2,4 hektare), zona hutan kota (3 hektare), zona hotel (3,92 hektare), dan zona pengembangan (3,2 hektare).
Kemudian, kawasan permukiman yang akan dikembangkan yaitu, permukiman nelayan, lapangan terbuka hijau, perkantoran, lokasi penjemuran, dan dermaga kapal.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon, Nana Mulyana, mengatakan, untuk pengembangan kawasan wisata tersebut, pemerintah daerah masih terhambat dengan proses pembebasan lahan, karena lahan itu merupakan milik Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP).
Untuk menuju lokasi kawasan wisata, akses saat ini belum memadai, membutuhkan lahan sepanjang 500 meter dari jalur lingkar. "Jalan menuju wisata itu merupakan rawa, sehingga perlu pengerasan. Selain itu, banyak juga permukiman warga yang sudah permanen, menjadi kesulitan untuk dibebaskan lahannya, tidak mungkin juga tahun ini," kata Nana di Kabupaten Cirebon, Kamis (25/6/2020).
Kawasan wisata tersebut, padahal memiliki sejumlah daya dukung, di antaranya, pembangunan sudah terintegrasi dengan lingkungan alam, budaya, dan manusia. Kemudian, infrastruktur seperti BIJB Kertajati Majalengka, pelabuhan Cirebon, Tol Cipali, Tol Palikanci, PLTU, dan kawasan perhotelan dianggap menunjang pengembangan.
Nana mengatakan, harus ada kesiapan dari seluruh pihak, baik pemerintah provinsi, pemerintah daerah, pemerintah desa, hingga masyarakat, sehingga wisata tersebut menjadi destinasi unggulan, karena Kabupaten Cirebon belum memiliki destinasi unggulan.
"Lebih bagus menggandeng pihak ketiga, tetapi kebijakannya ada di pemerintah provinsi. Seperti beberapa waktu lalu, sebelum pandemi Covid-19, ada investor yang akan membangun replika dunia di kawasan wisata bahari, namun tidak terlaksana karena pandemi," katanya.
Jelajah Segitiga Rebana II kembali bisa terlaksana dengan dukungan dari banyak pihak, di antaranya, Pemprov Jabar, Pemkab Majalengka, Bank BJB, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, BIJB, Disparbud Jabar, JNE, XL dan Telkomsel. (K45)