Bisnis.com, CIREBON – Asosiasi E-Commarce Indonesia (idEA) menilai implementasi Bandara Internasional Jawa Barat sebagai hub logistik internasional untuk E-commarce harus diimbangi dengan insentif bagi para pelaku usaha.
Meski nantinya akan memiliki sejumlah infrastruktur yang andal, tapi diimbangi biaya yang kompetitif akan menjadi kendala bagi pelaku e-commarce.
Ketua Umum idea Ignatius Untung mengatakan bahwa kehadiran layanan logistic BIJB memberi keuntungan bagi para pelaku e-commarce.
Hanya saja, lokasi BIJB Kertajati yang jauh dari Jakarta menjadi tantangan bagi para pengusaha e-commarce untuk menggunakan jasa logisitik BIJB Kertajati.
Saat ini untuk mendistribusikan barang ke Jakarta dan sekitarnya, para pelaku usaha masih mengandalkan Bandara Soekarno Hatta.
Agar beralih ke BIJB Kertajati, Untung menilai pihak pengelola perlu memberikan insentif untuk menarik minat sekaligus mengurangi beban pelaku usaha e-commarce.
“Pada prinsipnya, makin banyak hub logistik akan makin baik untuk mendorong pertumbuhan perdagangan lintas batas, salah satunya tentu untuk e-Commerce,” kata Untung kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan jika mencari alternatif infrastruktur terdekat selain bandara Soetta, yang notabene lalu lintas kargonya sudah padat, BIJB Kertajati dapat menjadi pilihan.
Terlebih rencananya, kawasan pusat logistik BIJB akan didukung dengan pembukaan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat dan akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan yang akan menghubungkan Kota Bandung – Kertajati.
Tidak hanya itu, potensi pariwisata di Jawa Barat juga diharapkan membuat kawasan makin ramai, sehingga peluang peningkatan transaksi digital makin tinggi di sana.
Hanya saja kendalanya, cakupan area BIJB Kertajati masih terkonsentrasi di Jawa Barat. Selain itu, jumlah penumpang di BIJB Kertajati juga terus menurun, sehingga perlu dianalisa secara komprehensif, langkah-langkah yang dapat dilakukan agar lalu lintas penumpang dan kargo ini dapat sejalan.
“Sehingga perlu dorongan lebih berupa insentif yang berdampak langsung pada cost yang dibebankan pemain e-commerce. Jika tidak, biaya logistik akan tetap tinggi. Jatuhnya jadi tidak menarik bagi pemain e-commerce karena costnya jadi tinggi,” kata Untung.
Sekadar catatan, selama periode 22 Juni - 26 Juni, Bisnis Indonesia melakukan penulusuran di kawasan Segitiga Rebana (Subang-Majalengka-Cirebon) untuk menggali potensi di kawasan tersebut.
Program ini terlaksana berkat dukungan dari banyak pihak, a.l. Pemprov Jabar, Pemkab Majalengka, Bank BJB, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, BIJB, Disparbud Jabar, JNE, XL dan Telkomsel.