Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengajuan Restrukturisasi Kredit di Jabar Capai Rp16,6 Triliun

Pengajuan restruturisasi kredit di Jawa Barat selama masa penanganan pandemic Covid-19 sudah mencapai Rp16,6 triliun.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com,BANDUNG—Pengajuan restruturisasi kredit di Jawa Barat selama masa penanganan pandemic Covid-19 sudah mencapai Rp16,6 triliun.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan II dan Manajemen Strategis Kantor Regional II Jawa Barat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lasdini Purwanti mengatakan kinerja keuangan perbankan Jabar triwulan I/2020 masih cukup baik, walaupun turun dibanding tahun lalu.

“Masih tumbuh kredit, dana pihak ketiga, asset masih ada pertumbuhan di triwulan I. Kita harap tidak terlalu turun karena ada stimulus yang diberikan pemerintah,” katanya di Bandung, Senin (18/5/2020).

Salah satu stimulus yang saat ini didorong adalah kebijakan restrukturisasi seperti pengurangan bunga kredit. Menurutnya kreditur yang ingin mengajukan keringanan datang bisa lewat digital, persetujuan atau penolakan nantinya akan diputuskan oleh bank.

“Itu hal yang sudah OJK lakukan dalam menjaga stabilitas ekonomi,” tuturnya.

Dari catatan OJK, hasil restrukturisasi di Jawa Barat ada sekitar 673.320 orang debitur yang mengajukan program keringanan. Angka kreditur ini menurutnya secara nominal mencapai Rp16,6 triliun.

“Debitur yang sudah selesai diproses, disetujui sekitar 267 ribu orang. Ini melibatkan perorangan tentunya lebih besar jumlahnya,” paparnya.

Lasdini sendiri mengimbau agar kreditur yang memiliki daya bayar tidak perlu mengajukan program ini agar kondisi tetap stabil. Menurutnya pengajuan keringanan kreditur yang memiliki daya bayar jika tidak disetujui sudah merugikan waktu lembaga keuangan.

“Sekarang banyak yang mengajukan OJK terus memantau perkembangan restrukturisasi ini karena kita ingin menjaga stabilitas,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper