Bisnis.com, CIREBON - Perekonomian di Indonesia saat ini masih dibebanberatkan ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan Karawang. Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjajaran, Wawan Hermawan.
Wawan mengatakan, ada kejenuhan yang dirasakan oleh para industriawan di wilayah Jabodetabek dan Karawang, salah satunya adalah upah mininum kota (UMK) terbilang cukup tinggi, hingga Rp4,59 juta.
"Ini menjadi masalah, sehingga banyak industriawan terpikirkan untuk ekspansi ke luar wilayah tersebut," kata Wawan melalui sambungan telepon kepada Tim Jelajah Rebana Bisnis Indonesia, Rabu (18/3/2020).
Tingkat kemacetan yang tinggi di wilayah Jabodetabek dan Karawang, membuat efisiensi distribusi terlalu rendah. Dikatakan Wawan, Incremental Capital-Output Ratio (ICOR) masih berada diangka 6.
"Itu menandakan perlu modal yang tinggi untuk menembus satu persen pertumbuhan ekonomi nasional. Karena tidak bisa terus mengandalkan Jabodetabek yang merupakan akselerator perekonomian di indonesia," katanya.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah melakukan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Segitiga Rebana (Patimban-Kertajati-Cirebon) atau di wilayah timur Jawa Barat yang berbatasan dengan Jawa Tengah.
Wawan mengatakan, Segitiga Rebana ini akan menjadi cara agar aktivitas ekonomi di wilayah barat bergeser ke timur. Kelebihan kawasan ini adalah akses, karena berada di sekitar Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, Tol Cipali, dan jalur kereta api.
"Industri di Kawasan Segitiga Rebana ini pun akan berbicara masalah ekspor. Kalau ekspor maka efisiensi harus tinggi, diharapkan ada pertumbuhan ekonomi yang bagus secara nasional," katanya.
"Sebagai konsep ekonomi inklusif, artinya apa? Perekonomian tidak hanya dari wilayah Jabodetabek saja," tambahnya.
Selain itu, KEK Segitiga Rebana pun, akan membantu daerah di sekitar, salah satunya Kabupaten Indramayu. Dikatakan Wawan, berdasarkan data, perekonomian di wilayah tersebut sangat rendah, ketimpangan dan kemiskinan cukup tinggi.
"Industri padat karya di Jabodetabek saat ini, dikatakan sekarat, mereka sudah memilih wilayah upah murah dan akses baik . Sangat optimis kalau segitiga rebana ini menjadi titik simpul baru di wilayah baru jawa barat," katanya.