Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Pelajar Soal Cara Pelihara Ayam di Program Bagi-bagi Ayam Pemkot Bandung

Program pemeliharaan anak ayam bagi siswa SD dan SMP di Kota Bandung sudah masuk pekan kelima. Berbagai cerita muncul dari anak, orang tua, maupun guru yang mendampingi anak-anak tersebut.
Anak SD memantau pertumbuhan anak ayam yang dibagikan Pemkot Bandung/Bisnis-Dea Andriyawan
Anak SD memantau pertumbuhan anak ayam yang dibagikan Pemkot Bandung/Bisnis-Dea Andriyawan

Bisnis.com, BANDUNG -- Program pemeliharaan anak ayam bagi siswa SD dan SMP di Kota Bandung sudah masuk pekan kelima. Berbagai cerita muncul dari anak, orang tua, maupun guru yang mendampingi anak-anak tersebut.

Di antaranya ada Hotama (13) dan Rama (13), siswa kelas VIII SMPN 46 Bandung mengaku senang menerima tugas untuk memelihara anak ayam. Mereka merawatnya secara berkelompok di rumah Hotama yang memiliki pekarangan di belakang rumhnya. Kendati pekarangannya tak terlalu luas, ia bisa membuat kendang kecil untuk ditinggali 6 ayam miliknya dan teman-temannya.

Setiap hari, tiga kali sehari, Hotama dan teman-teman bergiliran memberikan makan. Apalagi di saat libur sekolah ini, teman-temannya bergantian menjenguk ayam milik mereka.

Hotama dan Rama mengaku sayang dengan ayam-ayam mereka karena setiap hari memberi makan dan memantau perkembangan pertumbuhannya. “Sayang, soalnya tiap hari ngasih makan,” ujar Hotama.

Ia mengaku tak ingin menjual atau mengonsumsi ayamnya. Ia ingin mengembangbiakkan ayamnya sehingga bisa lebih banyak. “Pengen dibanyakin kalau sudah gede,” katanya.

Sementara itu, Neneng Sunartini (41) guru IPA SMPN 46 Bandung mengaku melihat perbedaan yang signifikan dalam pola perilaku anak setelah memelihara ayam. Menurutnya, tumbuh sikap kerja sama dan rasa tanggung jawab dalam selama program berlangsung.

“Ada perbedaan. Saya me lihat rasa tanggung jawab mereka bertambah. Mungkin tadi ya, rasa sayang mereka bertambah. Kalau ayamnya sakit itu dia langsung buru-buru nge-WA (mengirim pesan) ke saya,” tutur Neneng.

Namun ada pula siswa yang belum menunjukkan perubahan perilaku, seperti sedikit acuh dalam memelihara ayamnya. Menurutnya, hal itu kemudian menjadi catatan guru agar siswa tersebut lebih mendapat perhatian.

Kendati begitu, ia memastikan, sebanyak 238 siswa yang mendapatkan anak ayam telah disurvei dan bersedia merawat ayamnya dengan baik. Ia pun tidak ingin sembarangan menyerahkan anak ayam kepada siswa yang tidak berkenan.

“Respon anak bagus, karena yang dilibatkan hanya yang mau. Dulu sebelum dilibatkan survei dahulu. Kalau anaknya nggak mau, nggak dikasih. Tapi kalau anak mah memang mau,” jelasnya.

Neneng juga mendapat tanggapan positif dari orang tua siswa. Sebagian besar orang tua mendukung adanya program itu. Ia jarang menerima keluhan. Kalaupun ada, keluhan itu berisi tentang kurang kompaknya anak-anak dalam merawat ayam.

“Tidak ada yang signifikan. Kalau orang tua ada kelompok yang mengeluh, karena anggota kelompoknya nggak datang, tetap anaknya aja yang ngurus. Paling keluhannya itu saja, bukan karena programnya,” imbuhnya.

Dukungan diberikan oleh Juju (48 th), orang tua Hamzah, salah satu siswa di SMPN 46 Bandung. Ia mengaku tak keberatan jika rumahnya menjadi tempat memelihara ayam. Meskipun tak memiliki pekarangan dan menyimpan ayamnya di rooftop, namun Juju mengaku senang anaknya kini memiliki hewan peliharaan.

“Ada perubahan banyak. Dia teh ngurus (ayamnya), nggak main hape terus. Alhamdulillah,” tutur Juju. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper