Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WJIS 2019: Integrasi Bisnis di Grand Pangandaran Pikat 3 Investor

Sahid Group, Synthesis dan Accor berkomitmen untuk berinvestasi di kawasan Grand Pangandaran. Grand Pangandaran yang mengusung konsep “kota pesisir” diyakini akan menjadi magnet wisatawan di Pangandaran.
Kawasan Ruko Carita Grand Pangandaran - Istimewa
Kawasan Ruko Carita Grand Pangandaran - Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG — Sahid Group, Synthesis dan Accor berkomitmen untuk berinvestasi di kawasan Grand Pangandaran. Grand Pangandaran yang mengusung konsep “kota pesisir” diyakini akan menjadi magnet wisatawan di Pangandaran.

Direktur Operasional Grand Pangandaran, Timotius menuturkan, dengan luas kawasan 196 ha, Grand Pangandaran akan menjadi kawasan wisata terintegrasi. Sehingga, investasi jangka panjang di Grand Pangandaran sangat menjanjikan.

Selain itu, lingkungan bisnis di Grand Pangandaran juga akan diatur dalam sebuah zonasi yang memungkinkan untuk saling menunjang.

“Secara prinsip kita fokusnya ke sektor pariwisata, semua investor yang masuk memang kita batasi untuk yang men-support bidang pariwisata, supaya area pariwisata disana sustain, men-support satu sama lain,” kata Timotius di sela-sela gelaran West Java Investment Summit, di Trans Hotel Bandung, Jumat (18/10).

Menurutnya, hal ini menjadi modal penting bagi Grand Pangandaran untuk mencuri perhatian investor. Karena kata Timotius, kawasan wisata biasanya selalu terkendala dengan integrasi.

Terlebih, dengan dukungan konektifitas dari darat maupun udara, diyakini akan menjadi daya tarik investor untuk berbisnis di Grand Pangandaran.

“Yang dibutuhkan (investor) adalah konektifitas,” ungkap Timotius.

Sementara itu, Sonny E Kristanto, Corp Business Development Sahid menuturkan, potensi pariwisata di Pangandaran sangat tinggi.

Ia mengaku sudah melakukan survei terlenih dahulu sebelum memutuskan berinvestasi di Grand Pangandaran.

“Luar biasa, sebelum kita masuk, kita survei dulu ke sana, survei pasar, saya lihat hotel disana mulai bertumbuh disana, khususnya pasar dari Bandung,” kata Sonny.

Selanjutnya, Centre Director Synthesis, Tina Oppusunggu, menilai kawasan pariwisata Pangandaran merupakan primadona pariwisata yang tertidur. Hal tersebut ia lihat dari sisa-sisa konektifitas darat berupa rel kereta api yang saat ini tengah dihidupkan kembali.

“Saya kira seperti yang dikatakan Gubernur, dari jaman dulu, rel kereta sudah ada, memang dilihat dari dulu potensi pariwisata Pangandaran itu sudah ada, ini tingga membangun kembali. Jadi apa yang diragukan,” ungkap Tina.

Terlebih diakui Tina, Grand Pangandaran ini menjadi kawasan terinterasi yang akan memiliki lingkungan bisnis terpadu.

“Jadi tidak hanya bisa seperti Bali, tapi seperti Pak Gubernur bisa seperi Hawaii,” jelas dia. (K34)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper