Bisnis.com,BANDUNG—Pengamat ekonomi Acuviarta Kartubi menilai satu tahun kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wagub Uu Ruzhanul Ulum di bidang ekonomi belum optimal dibanding dengan gembar-gembornya.
Acuviarta menilai selama satu tahun ini akselerasi dan pencapaian Ridwan Kamil terutama guna menekan angka kemiskinan dan pengangguran cenderung lemah dan kurang berhasil.
“Satu tahun ini datar, tidak ada progresif. Indikator kemiskinan dan pengangguran begitu saja tak berubah ada atau tidak ada Ridwan Kamil pun,” katanya di Bandung, Kamis (5/9/2019).
Menurutnya sejak awal memerintah, Ridwan Kamil sibuk dengan program populis dimana dampaknya kinerja pembangunan terutama serapan anggaran tidak optimal.
“Memang 2018 melanjutkan APBD Pak Aher, tapi kan 2019 sudah penuh, tapi kurun waktu satu tahun belum banyak kemajuan,” tuturnya.
Bahkan Acuviarta menilai program seperti kredit mesra, one pesantren one product (OPOP) atau one village one product tidak memiliki dampak signifikan. “Daya ungkitnya belum ada, seperti OPOP itu harus dilihat prosesnya karena sifatnya hanya mengintermediasi sektor keuangan dan usaha yang lain, riilnya belum tergambar [dalam 1 tahun],” paparnya.
Dia juga mengkritik seringnya Ridwan Kamil menggunakan dana CSR untuk mendorong program populis, namun upaya seperti menghadirkan bus wisata ke daerah lewat anggaran pihak luar tak memberi pengaruh. “Gagasan sudah banyak tapi saya melihat belum ada yang riil,” katanya.
Di sisi infrastruktur pun pihaknya menilai pemerintahan saat ini melanjutkan kebijakan yang sudah ada di pemerintahan sebelumnya atau program Pusat. Namun Acuviarta memuji komitmen Ridwan Kamil yang ingin memacu optimalisasi Bandara Kertajati, Majalengka meski mengabaikan percepatan pembangunan Tol Cisumdawu.
“Setahun ini kalau skalanya 0-100 saya kasih nilai 65!” Pungkasnya.