Bisnis.com, BANDUNG — Usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) mengambil peran cukup besar sebagai penggerak roda perekonomian nasional.
Menurut Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Akumindo), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional diprediksi akan terus tumbuh hingga 5% di tahun 2019. Tahun lalu, kontribusi UMKM terhadap (PDB) tahun 2018 lalu mencapai sekitar 60,34%. Diperkirakan untuk tahun ini bisa mencapai angka 65% atau sekitar Rp 2.394,5 triliun.
Hasmeliyani Suseno, Deputy GM JNE mengarakan, salah satu kota yang memiliki potensi dalam urusan ekonomi kreatif adalah Kota Bandung. Hal tersebut sejalan dengan banyaknya UMKM yang menghasilkan beragam produk industri kreatif antara lain produk fesyen, kecantikan, kerajinan tangan, hingga aneka makanan dan minuman. Semua produk tersebut diminati tak hanya di pasar nasional tetapi juga dalam lingkup pasar global.
“Pertumbuhan positif ekonomi digital menuntut inovasi dan strategi sebuah instansi atau perusahaan dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Oleh karena itu, JNE pun terus mengembangkan berbagai sektor, agar kebutuhan pengiriman masyarakat dapat terpenuhi di setiap proses dalam aktifitas pengiriman paket,” ungkap Hasmeliyani, Jumat (19/7).
Sementara itu, Iyus Rustandi, Branch Manager JNE Bandung yang mengungkapkan bahwa dalam 5 tahun perkembangan UMKM sangat meningkat pesat. JNE yakin hampir seluruh produk yang dikirim di JNE Bandung merupakan produk lokal.
“Ratusan ribu kiriman per hari menggambarkan bahwa Bandung merupakan tempat ekonomi kreatif yang sangat potensial,” ungkap Iyus.
Salah satu kontribusi JNE dalam mendukung pengembangan UMKM adalah dengan mendigitalisasi berbagai produk layanan mau pun fasilitas yanh dapat dimanfaatkan pelanggan JNE dan pelaku UMKM. Salah satunya, fasilitas digital payment yang cashless untuk memudahkan pelanggan ketika bertransaksi untuk mengirimkan paketnya melalui JNE yang dalam waktu dekat akan di-launching. Inovasi tersebut juga ditujukan untuk memudahkan pelaku UMKM mengembangkan usaha.
Selain itu, Hasmeliyani juga mengungkapkan bahwa kini para creator dalam industri kreatif di Bandung dan sekitarnya dapat fokus dalam mengembangkan produknya tanpa khawatir dengan proses penyimpanan mau pun distribusi produk mereka ke konsumen. Hal tersebut karena, JNE Bandung menyediakan e-fulfillment logistic dan ke depannya akan dikembangkan juga di kota – kota lainnya.
Dalam kesempatan yang sama turut hadir pula Noneng Komara, Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat. Menurutnya, tantangan yang dihadapi oleh UMKM yaitu permodalan, sumber daya manusia (SDM), teknologi, dan pemasaran. Oleh karena itu, Deskranada melakukan pelatihan dan pembinaan kepada pelaku UMKM, baik di kecamatan mau pun kabupaten Bandung, serta menggelar pameran untuk mempromosikan produk juga mempertemukan penjual dengan pembeli agar dapat mengetahui minat pasar.
“Ajang temu bisnis sangat penting untuk perkembangan UMKM, selain untuk mempertemukan mereka dengan penjual, momen ini juga untuk menjaring produk unggulan yang berpotensi dapat dipromosikan ke pasar ekspor. Deskranada juga akan ikut pameran ke Moskow, Rusia membawa produk lokal Jawa Barat pada Agustus 2019 mendatang” ungkap Noneng.
Noneng juga menyampaikan bahwa Deskranada memiliki fasilitas yang mumpuni mulai dari gedung hingga gerai produk UMKM untuk mempromosikan hasil produk lokal UMKM agar lebih banyak dikenal masyarakat luas, bahkan hingga mancanegara.
Hal senada juga disampaikan Co-Founder NIION, Adit Yara yang juga berbagi cerita dan pengalaman dalam merintis usaha di bidang industri kreatif. Tas lipat asal Bandung ini berhasil mencuri minat anak muda Indonesia, bahkan mancanegara. Menurutnya, kunci untuk tembus ke pasar internasional adalah dengan konsisten dalam berbisnis dan mempunyai produk dengan nilai lebih dibanding produk yang sudah ada di pasaran.
“Strategi dalam mengembangkan UMKM untuk tembus ke pasar internasional adalah mengembangkan tim yang solid, investasi, dan produk yang memiliki nilai lebih. Produk yang hanya copy paste sebaiknya dihindari karena brand yang dikeluarkan harus memiliki added value,” ungkap Adit.
Brand yang memiliki kesan unik akan lebih melekat di setiap konsumen dan berujung pada advokasi antarkonsumen sehingga brand atau produk UMKM akan lebih mudah untuk berkembang hingga ke pasar internasional. Adit juga menambahkan dengan mengikuti pameran internasional juga akan menambah poin plus untuk tembus pasar internasional. Oleh karena itu, NIION akan berangkat ke Las Vegas pada 9-19 Agustus 2019 untuk agenda show dengan kerja sama bersama Bekraf.
“Selain itu, strategi yang tidak kalah penting adalah mencari jasa pengiriman logistik yang qualified, ada di seluruh kota bahkan bisa ke ranah internasional,dan mempunyai value yang bagus di mata masyarakat,” ungkap Aditya.
JNE juga mulai menggagas JNE Kopiwriting yakni bentuk dukungan terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia di era Industri 4.0, untuk itu JNE menggandeng Kompasiana akan menggelar diskusi bersama media dan rekan blogger di 6 kota besar di Indonesia, mulai Bandung, Padang, Banjarmasin, Malang, Yogyakarta, dan Cirebon. Kota Bandung merupakan kota pertama JNE Kopiwriting dengan mengangkat tema "Menentukan Strategi yang Tepat di Pasar Internasional bagi UMKM" yang digelar di One Eighty Coffee, Bandung pada Kamis (18/7/2019). Nantikan JNE Kopiwriting selanjutnya di kota kedua di Kota Padang. (K34)