Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus menyempurnakan rekayasa Jalan Sukajadi dan jalan Cipaganti.
Untuk itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung bersama Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Bandung meminta masukan kepada sejumlah pihak, seperti Damri, PD Pasar Bermartabat, camat, Koramil, dan para pakar transportasi.
“Di Kota Bandung cukup sulit untuk memperluas atau memperlebar jalan. Jadi, salah satu upaya mengurai kemacetan dengan merekayasa. Proses ini sebetulnya sudah berjalan cukup lama antara Dishub, Polrestabes dan dinas instansi terkait dikaji melalui berbagai aplikasi yang ada,” kata Yana, Jumat (28/6/2019).
Yana memaparkan rekayasa di dua jalan utama tersebut berbeda dengan ruas jalan lainnya di Kota Bandung.
Sebab, ada banyak kepentingan dan pelayanan publik lainnya. Di antaranya rumah sakit dan rute transportasi umum.
Yana menilai untuk mulai menerapkan rekayasa di kawasan ini juga tidak bisa instan, tetapi harus mempersiapkan sejumlah kebutuhannya. Utamanya berkaitan dengan rambu-rambu jalan.
“Kalau hari ini disepakati setidaknya dua atau tiga minggu baru bisa dilakukan. Karena harus dipersiapkan rambu-rambunya. Karena namanya uji coba, rambunya portabel dulu. Itu juga mungkin persiapan pengadaan rambu-rambunya perlu waktu,” jelasnya.
Yana mengungkapkan, Pemkot Bandung merencanakan rekayasa ini akan sematang mungkin lantaran kemacetan di dua daerah tersebut sudah sangat krusial.
Tak hanya saat liburan atau akhir pekan saja, tetapi di hari biasa kerap terjadi penumpukan kendaraan.
Rencananya, Jalan Sukajadi bakal direkayasa menjadi satu jalur ke arah Jalan Setiabudi. Sementara Jalan Cipaganti alurnya akan dibalik menjadi satu jalur dari Jalan Setiabudi menuju ke Jalan Pasteur.
Sementara itu, beberapa jalur alternatif di sepanjang Jalan Sukajadi dan Jalan Cipaganti tidak mengalami perubahan dan sejumlah ruas jalan pun menyesuaikan dengan jalur yang ditimbulkan oleh rekayasa jalan ini.
Kepala Satlantas Polrestabes Bandung, AKBP Agung Reza menyatakan, dalam rapat koordinasi kali ini sudah mengarah ke pembahasan masalah teknis di lapangan. Untuk perhitungan pihaknya juga memanfaatkan perangkat lunak VSIM.
“Saat ini telah ada timeline, sifatnya masih perlu uji coba. Kalau hasil software VSIM sudah terlihat penyebaran titik kepadatan. Titik merahnya sudah mulai berkurang, baik itu panjangnya, titiknya, yang tadinya panjang sekarang mulai berkurang,” ucap Reza.
Reza menuturkan, dari hasil perhitungan rekayasa di kawasan ini cukup signifikan dalam mengurai kemacetan. Sekalipun ada jarak yang menjauh, tetapi waktu tempuh menuju lokasi tersebut justru semakin cepat.
Oleh karena itu, Reza meminta semua pihak bekerja sama mewujudkan rekayasa di kawasan tersebut agar bisa sukses mengurai kemacetan. Tanpa terkecuali, bagi masyarakat umum juga harus disiplin dalam berlalu lintas.
“Ini harus dilaksanakan tetapi perlu kesadaran masyarakat tertib. Kalau sudah direkayasa tetapi masyarakat tak tertib maka tak akan berhasil,” katanya.