Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Impor Jabar September 2018 Turun 19,22%

Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, BANDUNG — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dody Herlando mengatakan nilai impor Jawa Barat September 2018 US$0,93 miliar atau turun 19,22% dibanding Agustus 2018.

Menurutnya penurunan terjadi pada kedua sektor impor, baik dari migas maupun nonmigas pada September 2018 ini.

“Impor Non Migas September 2018 USD 0,84 milyar atau turun 14,51 persen dibanding Agustus 2018. Impor Migas turun 46,77 persen, dari USD 168,50 juta menjadi USD 89,69 juta,” kata dia di Kantor BPS Jawa Barat, Kamis (1/11).

Sementara itu, secara year-on-year, nilai impor Jawa Barat masih lebih tinggi 1,37%. Migas turun 18,77%, nonmigas naik 4,11%.

Dalam data yang dimilikinya, impor Non Migas tertinggi tercatat terjadi pada Juli 2018 US$1,15 miliar sedangkan terendah US$0,67 miliar pada Juni 2018.

Kemudian, pada impor Migas tertinggi terjadi pada April 2018 US$205,70 juta, sedangkan terendah US$58,55 juta pada Juni 2018.

Sementara itu, ia menjelaskan, nilai impor Non Migas dari 10 golongan barang utama pada September 2018 tercatat senilai US$594,16 juta atau turun 11,14% dibanding Agustus 2018.

“Hampir seluruh kelompok barang utama mengalami penurunan di kisaran angka 4 -25 persen, kecuali kelompok Bubur Kayu/Pulp serta Kendaraan dan Bagiannya yang tumbuh positif,” kata Doddy.

Kemudian, nilai Impor Non Migas Jawa Barat pada September 2018 terbesar berasal dari China senilai US$256,08 juta, Korea Selatan senilai US$127,59 juta dan Jepang senilai US$123,96 juta. Dengan peran ketiganya mencapai 60,23% terhadap total nilai kumulatif impor Non Migas.

Secara kumulatif Januari-September (year-to-date), Impor untuk Konsumsi naik 11,20%, untuk Bahan Baku/Penolong naik 8,83%. Sedangkan Barang modal turun 4,07%.

“Volume impor September 2018 m-t-m turun 31,40 persen, disebabkan turunnya volume impor Migas 47,86 persen dan volume impor Non Migas yang turun 9,61 persen,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler