Bisnis.com, BANDUNG — Nilai ekspor Jawa Barat pada September 2018 mencapai US$2,55 miliar, turun 9,29% dibanding Agustus 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Dody Herlando mengatakan, nilai ekspor pada sektor Non Migas pada September 2018 mencapai US$2,52 miliar, turun 9,87% dibanding bulan lalu. Sedangkan ekspor Migas naik hingga 83,09%, menjadi US$31,81 juta.
“Secara year-on-year ekspor Non Migas naik 1,39 persen, total eks naik 1,79 persen,” kata Dody di Kantor BPS Jawa Barat, di Bandung, Kamis (1/11).
Ekspor Migas (y-o-y) juga kata Dody pada September lebih tinggi 46,91% dari periode yang sama di tahun 2017.
“Ekspor Migas terendah bulan Juli 2018 sebesar USD 1,69 juta, tertinggi senilai USD 33,85 juta pada bulan Juni 2018,” katanya
Sementara itu, nilai Ekspor Non Migas tertinggi terjadi di bulan Agustus 2018 senilai US$2,80 miliar, sedangkan terendah Juni US$1,75 miliar
Nilai ekspor pada 10 golongan barang utama di September 2018 dibanding bulan sebelumnya seluruhnya mengalami penurunan di kisaran 1 hingga 18%. Sedangkan secara kumulatif (y-t-d) masih tumbuh positif, yang menurun hanya kelompok Mesin/Peralatan Listrik.
Pangsa pasar terbesar ekspor Non Migas Jawa Barat pada September 2018 juga masih didominasi Amerika Serikat, Jepang dan Thailand masing- masing senilai US$460,51 juta, US$262,40 juta dan US$190,20 juta dengan peranan ketiganya mencapai 36,24%.
Sementara itu, Volume ekspor Jawa Barat September 2018 mencapai 0,69 juta Ton atau turun 6,88 persen dibanding Agustus 2018. Penurunan disebabkan volume ekspor Non Migas yang turun 11,54 persen, sedangkan volume ekspor Migas naik hingga 98,57 persen.
Neraca perdagangan September 2018 surplus USD 1,62 milyar, kumulatif Januari-September surplus USD 13,27 milyar.