Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Rini Ingin BUMN Kuasai Pasar Dalam Negeri Demi Kurangi Ekspor

Bisnis.com, BANDUNG — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendorong BUMN di Indonesia mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

BUMN menurut Rini saat ini harus terus mampu memenuhi kebutuhan produk dalam negeri guna mengurangi impor produk. Salah satunya adalah dengan berinovasi dalam menciptakan produk-produknya.

“Biofarma sudah bisa ekspor vaksin ke 140 negara, Pindad sudah bisa memasok amunisi ke Amerika Serikat, dan BUMN lainnya pun sama terus berlomba (ekspor),” kata Rini di Bandung, Rabu (31/10).

Menurut Rini, kesiapan industri di dalam negeri masih relatif rendah untuk memasok kebutuhan di dalam negeri sehingga konsumen dalam negeri lebih memilih membeli produk dengan mengimpor sari negara lain.

“Makanya saya mendorong BUMN untuk sinergi dengan semua pihak, penting karena untuk mengurangi impor,” katanya.

Apalagi kata Rini, dengan perkembangan teknologi di bidang industri menuntut perusahaan untuk terus bergerak maju dengan inovasi-inovasi yang digagas pada produknya. Sehingga jika ketidak siapan industri dalam negeri dalam bersaing masih tinggi maka akan sulit menguasai pasar.

“Kalau kita meningkatkan industri, kemampuan industri, penyerapan tenaga kerja di Indonesia akan makin banyak itulah tujuan utamanya,” kata dia.

Dia pun mengapresiasi langkah dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang berkomitmen untuk menggandeng BUMN dalam memenuhi kebutuhan industrinya.

“Saya akan tagih nih orderan-orderan dari Pa Gubernur (Ridwan Kamil),” kata dia.

Dia pun memastikan pihaknya sangat terbuka jika nantinya BUMN disinergikan dalam pengembangan inovasi kebutuhan produk yang dibutuhkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Contoh Pindad tadi, ada permintaan Pak Gubernur membersihkan Citarum melihat di Australia ada alat tongkang, kan bisa dibuatkan prototypenya,” kata dia.

Oleh karenanya, Kementerian BUMN juga mendorong BUMN untuk bersinergi dengan semua pihak, sehingga bisa mendengar dan mengetahui bagaimana kebutuhan pasar terkait produk-produk yang dihasilkannya.

“Pembuatan produk biasanya tidak langsung sempurna, ada proses yang panjang,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler