Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

“Aduh apa sih yang murah sekarang..Harga kebutuhan dapur mahal..Kok bisa-bisanya deflasi..!!" ujar seorang ibu di salah satu pasar tradisional di Bandung.

Deflasi adalah fenomena di mana terjadi penurunan harga-harga secara terus-menerus dalam periode yang relatif singkat. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi di mana harga-harga meningkat secara umum.

Badan Pusat Statistik telah merilis angka inflasi Agustus 2018 untuk Jawa Barat sebesar -0,01% atau mengalami deflasi. Sehingga laju inflasi tahun kalender 2018 tertahan pada posisi 2,58%. Deflasi pada Agustus bukan yang pertama kali. Menurut catatan BPS, deflasi terjadi juga pada Agustus 2016 sebesar 0,17% dan pada Agustus 2017 sebesar 0,09%. Artinya ini merupakan hattrick deflasi pada bulan Agustus secara 3 tahun beruntun.

Deflasi pada Agustus 2018 sangat dipengaruhi oleh turunnya harga kelompok bahan makanan. Dari sebelas sub kelompok bahan makanan, hampir semuanya mengalami deflasi. Dan mayoritas komoditi utama mengalami deflasi. Sebut saja telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan beras. Telur ayam ras yang sempat melonjak tinggi kini sudah mulai kembali ke harga ke-ekonomisannya. Begitupun daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit sudah mulai turun ke harga mendekati normal. Tampaknya ini pertama kali, komoditas utama bahan makanan turun dalam waktu yang bersamaan dalam satu bulan.

Tentu saja hal ini menggembirakan khususnya bagi masyarakat karena sedikit mengurangi beban belanja. Penurunan harga pada komoditas bahan makanan memang sesuatu yang biasa. Harga naik lebih dikarenakan pasokan dan stok yang kurang. Akan tetapi ketika pasokan & stok kembali terpenuhi, maka harga akan cenderung kembali turun. Karena produsen dan pedagang komoditi bahan makanan tidak mau ambil resiko menahan stok yang bisa berakibat kepada kerugian.

Deflasi yang terjadi pada Agustus ini bukan berarti harga sudah kembali murah. Deflasi hanya sebagai indikator bahwa adanya penurunan harga di pasar. Sebagian masyarakat melihat angka deflasi ini biasanya akan protes. Karena secara psikologis, masyarakat merasa harga-harga masih sangat tinggi. Deflasi di Jawa Barat bukan berarti semua komoditi mengalami penurunan harga dan sudah kembali ke harga normal. Ada juga komoditi yang mengalami kenaikan seperti tarif sekolah.

Deflasi pada bulan ini memang cukup tipis sekali. Hal ini tentu saja ada faktor penahan yang sejatinya bisa menyebabkan deflasi bisa jauh lebih tinggi. Salah satunya tarif sekolah. Agustus adalah bulan dimana tahun ajaran baru dimulai. Artinya ada inflasi di kelompok pendidikan Jawa Barat. Mengapai inflasi kelompok pendidikan SD, SMP dan SMA tidak berlangsung di bulan juli? Hal ini dikarenakan Badan Pusat Statistik memantau tarif pendidikan setiap awal bulan. Sementara rata-rata tahun ajaran baru dimulai minggu ke-2 atau ke-3 bulan Juli, sehingga sekolah yang menjadi responden pendataan belum bisa melaporkan perubahan tarif ataupun jumlah siswanya.

Selain tarif sekolah, harga bahan bangunan juga mengalami inflasi. Bahkan komoditas bahan makanan juga ada yang inflasi seperti ikan segar dan beberapa komoditas sayuran seperti ketimun yang mengalami kenaikan sampai 100%. Akan tetapi akumulasi dari semua perubahan harga tersebut menunjukan bahwa lebih besar penurunan harga daripada kenaikan harga pada semua komoditas. Pada penghitungan inflasi, setiap komoditas mempunyai bobot masing-masing sesuai banyaknya konsumsi masyarakat. Sehingga ketika komoditas bahan makanan utama mengalami penurunan akan berpengaruh signifikan menahan laju inflasi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya deflasi. Jika faktor penyebabnya adalah stok yang cukup atau pasokan yang lancar sampai ke pasar konsumen, tentu ini sesuatu yang amat baik. Faktor penyebab deflasi yang dikhawatirkan adalah melemah nya daya beli masyarakat. Ketika daya beli melemah maka permintaan akan suatu komoditas menurun yang mengakibatkan pasokan berlimpah sehingga pedagang akan menurunkan harga. Untuk alasan daya beli melemah, tentu saja harus melalui pengamatan lain yang lebih mendalam. Mungkin akan terlihat pada rilis BPS terkait pertumbuhan ekonomi triwulan III yang akan datang dimana terdapat data konsumsi rumah tangga.

Semoga saja deflasi Agustus ini bukan menandakan lemahnya daya beli masyarakat. Akan tetapi pertanda berhasilnya pengendalian harga yang dilakukan oleh pihak terkait seperti Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat dan unsur pemerintah lainnya. TPID memang berkewajiban menjaga target besaran inflasi yang telah ditetapkan. Banyak faktor yang akan menjadi tantangan dalam beberapa bulan ke depan terkait harga bahan makanan. Seperti faktor cuaca yang masih kemarau sehingga beberapa komoditi bahan makanan belum bisa mulai tanam. Sehingga bisa berakibat keterlambatan panen dalam beberapa waktu kedepan.

Yang tidak kalah penting, serta patut diwaspadai adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Melemahnya nilai tukar rupiah akan sangat berpengaruh terhadap produk manufaktur yang bahan bakunya mengandalkan impor. Tentu produsen juga akan menyesuaikan harga jual untuk menutupi tinggi nya biaya produksi. Semoga saja pemerintah dapat mengatasi segala tantangan ini dengan kebijakan yang tepat. Karena terkendalinya besaran inflasi akan sangat mendorong pertumbuhan ekonomi di segala sektor. Dan tentu saja tujuan yang paling utama adalah menjaga daya beli masyarakat agar tidak melemah sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.

Penulis:
Muhamad Rikiansyah, S.Ikom
Statistisi & Humas di BPS Provinsi Jawa Barat


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ajijah
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper