Bisnis.com, BANDUNG -- Nilai ekspor Jawa Barat pada April 2018 mengalami penurunan 3% dibanding Maret 2018 dari US$2,58 miliar menjadi US$2,50 miliar.
"Penurunan utamanya disebabkan oleh penurunan ekspor nonmigas sebesar 2,86 persen dengan kontrbusi terhadap total ekspor mencapai 99,35 persen, sedangkan migas yang menyumbang 0,76 persen turun sebesar 20,38 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Dody Herlando di Kantor BPS Jabar, Senin (4/6).
Secara year-on-year yang menunjukkan perbandingan kondisi tahun sebelumnya, kinerja ekspor naik di kisaran angka 11,88%.
Menurut Dody, pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jawa Barat pada April 2018 masih dikuasai tiga negara, yakni Amerika Serikat, Jepang, dan Thailand masing-masing senilai US$395.000, US$246.85, dan US$194.80 juta dengan peranan ketiganya mencapai 33.65%.
Namun, secara umum nilai ekspor non migas April 2018 dibanding bulan sebelumnya mengalami penurunan, kecuali untuk tiga negara tujuan utama, yakni Jerman naik 8,21%, Taiwan naik 10,15% dan Hong Kong naik 1,10%.
Sementara itu, ekspor Jawa Barat sangat ditentukan oleh ekspor nonmigas terutama dari sektor industri pengolahan. Untuk April 2018, bila dibandingkan bulan sebelumnya, secara total kinerja ekspor mengalami penurunan. Sektor migas dan pertanian mengalami penurunan yang paling tajam, masing-masing sebesar 20,38% dan 15,01%.
"Secara y-o-y seluruhnya menunjukan pertumbuhan positif rata-rata 11,88 persen, tertinggi dari pertambangan dan lainnya mencapai 41,23 persen," katanya.