Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moeldoko Ingin Produksi Kopi Puntang Ditingkatkan

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko meninjau langsung lahan perkebunan kopi milik petani kopi di Kawasan Gunung Puntang, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Selasa (29/5).
Moeldoko memetik kopi Gunung Puntang/Bisnis
Moeldoko memetik kopi Gunung Puntang/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko meninjau langsung lahan perkebunan kopi milik petani kopi di Kawasan Gunung Puntang, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Selasa (29/5).

Dalam kunjungannya tersebut Moeldoko meminta produksi Kopi Gunung Puntang ini bisa terus dimaksimalkan agar mampu memenuhi permintaan pasar.

Bagaimana tidak, berdasarkan data yang dia terima, Kopi Gunung Puntang menjadi kopi terbaik di dunia setelah dikonteskan pada SCAA (Specialty Coffee Association of America). Sehingga sangat disayangkan bila kopi terbaik asal Bandung Selatan ini tidak ditingkatkan produksinya.

"Dalam sebuah ajang SCAA (Specialty Coffee Association of America), ternyata Kopi Gunung Puntang memiliki nilai 8,62 . Ini sebuah poin sangat tinggi di dunia. Saya sangat tertarik melihat ini, sebuah potensi yang perlu kita kembangkan," kata Moeldoko di sela kunjungan kerjanya tersebut.

Menurutnya, minimnya produksi Kopi Gunung Puntang ini adalah akibat dari kurang maksimalnya penggunaan pupuk dan teknologi alat produksi kopi. Sehingga setiap pohon di lahan kopi seluas 200 hektare ini hanya mampu menghasilkan kopi 2 kg sekali panen.

"Ini perlu di-push lagi, perlu ditingkatkan lagi, diintensifkan lagi untuk 5 kg satu pohon. Kalau sampai 5 kg itu bagus," kata dia.

Kemudian dalam kunjungannya tersebut, dia juga mengajak para petani untuk menggunakan pupuk organik. Hal tersebut kata dia guna meminimalisasi dampak dari pupuk nonorganik yang memungkinkan terjadi pencemaran.

"Kedua, adalah bagaimana petani dibudayakan untuk menggunakan pupuk organik. Di sini masih menggunakan pupuk nonorganik, begitu kena hujan limbahnya kebawa, racunnya kebawa ke bawah," katanya.

Setelah kunjungannya ke lahan perkebunan kopi, Moeldoko melanjutkan acaranya dengan menggelar diskusi dengan puluhan petani kopi. Dalam diskusi tersebut Moeldoko sedikit berbagi tips bagaimana memperlakukan kopi dengan baik, terutama saat memetik buah kopi dari dahannya saat hendak memanen.

"Mungkin para petani ga sabar begitu metik kopi ditarik begitu saja. Sehingga ada yang hijau, yang belum waktunya dipanen ketarik. Ini akan mempengaruhi pertumbuhan kopi berikutnya," ujarnya.

Setelah ini, dia ingin petani kopi khususnya kelompok tani di Gunung Puntang ini bisa melakukan panen dengan cara yang baik. Sehingga dengan cara yang baik itu juga akan menghasilkan kopi yang baik.

"Itu sangat penting, perlu dilombakan, siapa yang bisa menghasilkan hasil yang terbaik. Lomba kebun, ini penting supaya orang (petani) berbuat semaksimal mungkin," kata dia.

Selain itu, Moeldoko yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan ini, sekaligus melakukan pengecekan terhadap salah satu program pemerintah yaitu redistribusi lahan atau aset yang sudah tertuang dalam reformasi agraria.

Sementara itu, salah seorang pegiat Kopi Puntang, Ayi Suteja mengatakan, saat ini permintaan masyarakat terhadap Kopi Puntang sangat besar. Namun, produksi kopi di sana diakuinya masih belum maksimal. Sehingga pihaknya tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.

“Sekarang 200 ton Chery, paling jadinya 50 ton greenbean,” katanya.

Pihaknya pun mengaku akan terus berusaha untuk meningkatkan kuantitas produksinya tanpa harus mengurangi kualitas dari kopi unggulan berjenis Tipika ini. Ia pun berharap bantuan dari pemerintah terhadap para pelaku usaha perkebunan kopi agar produksinya bisa semakin besar.

“Tentunya kita akan terus berusaha, semoga pemerintah bisa menyalurkan bantuan, seperti pupuk dan lain sebagainya,” pungkasnya. (k34)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper