Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Perusahaan asal Jabar Diperkirakan Melantai di Bursa Tahun Depan

Pusat Informasi Go Public (PIGP) Bursa Efek Indonesia Bandung memperkirakan tedapat tiga perusahaan asal Jawa Barat yang akan melantai di bursa saham pada tahun depan.
(antara)
(antara)

Bisnis.com, BANDUNG- Pusat Informasi Go Public (PIGP) Bursa Efek Indonesia Bandung memperkirakan tedapat tiga perusahaan asal Jawa Barat yang akan melantai di bursa saham pada tahun depan.

Kepala Kantor BEI PIGP Bandung Reza Sadat Shahmeini mengungkapkan pihaknya menargetkan tiga perusahaan asal Jabar akan melakukan initial public offering (IPO) pada 2018. Target itu, katanya, dapat tercapai dengan strategi yang dilakukan BEI guna mendorong perusahaan asal Jabar melantai di bursa.

Calon emiten anyar dari Jabar yang telah masuk dalam pipeline salah satunya PT Nagamas Kurnia Textile Mills atau Nagatex. Perusahaan tersebut merupakan pemain lama di industri tekstil dengan kekuatan produksi sebesar 250.000 meter bahan per bulan.

“Namun belum bisa diungkapkan  detil calon emiten tersebut,” kata Reza, Rabu (13/12).

 BEI PIGP Bandung bakal gencar melakukan sosialisasi agar banyak perusahaan asal Jabar yang melakukan IPO. Menurut Reza, strategi yang akan digunakan salah satunya melakukan pendekatan dengan asosiasi pengusaha dan swasta.

“Kami akan gencar melakukan sosialisasi dan pengawalan bekerjasama dengan Apindo Jabar ataupun Kadin,” katanya.

Reza menilai  tahun depan merupakan momentum bagi perusahaan asal Jabar yang mayoritas bergerak di industri pengolahan seperti tekstil hingga agribisnis untuk masuk bursa. Pasalnya, sejak beberapa periode, kondisi manufaktur Jabar mengalami stagnasi, sehingga perusahaan membutuhkan solusi keuangan dan permodalan.

“Bursa membuka opsi alternatif pendanaan tersebut,” ungkapnya.

Tak hanya itu, hemat Reza, dengan berstatus perusahaan terbuka, perusahaan asal Jabar akan mempunyai peluang lebih besar mengakses kredit. “Terbuka untuk menerbitkan obligasi ataupun kemdahan memperoleh kredit perbankan karena sudah perusahaan terbuka, atau memilih right issue,” katanya.

Reza menilai selama ini meski jadi penopang industri nasional paling dominan, perusahaan manufaktur asal Jabar masih nyaman dengan pengelolaan perusahaan ala keluarga. Padahal, terdapat bahaya kemerosotan perusahaan keluarga menghadapi regenerasi.

“Banyak perusahaan keluarga yang hancur di tangan generasi ketiga, sebab penerus perusahaan yang berstatus cucu sudah terlampau banyak, apalagipassion  berbeda-beda, karena itu menjadi perusahaan terbuka pilihan menyelamatkannya,” ungkap Reza.

Lebih dari itu, perekonomian nasional maupun regional pada tahun depan diperkirakan lebih cerah akan melecut permintaan pasar buat industri. Selain itu, lanjut Reza, imbas perekonomian yang menguat akan mendongkrak pertumbuhan investor di bursa .

“Dengan mudah setelah IPO, perusahaan yang selama ini dirundung kelesuan kinerja dapat menutup utang dengan dana yang tersedia di pasar saham, dan mampu melakukan ekspansi,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper