Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat setidaknya ada 26 kecamatan di Kabupaten Bandung yang rawan terkena bencana. Dari 26 kecamatan tersebut, kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung menjadi yang paling rawan terkena bencana longsor.
"Dari 31 kecamatan, ada 26 kecamatan yang paling rawan. Walaupun bencananya tidak sama semua namun yang paling rentan bencana longsor itu di daerah Ibun," kata Kepala Bidang Penanganggulangan Kesiapsiagaan BPBD Kab. Bandung Hendra Hidayat di Auditorium Museum Geologi, Rabu (11/10).
Menurut dia, kontur wilayah Kabupaten Bandung yang berbukit-bukit menjadikan tingkat kerawanan terhadap longsor lumayan cukup tinggi terjadi. Ditambah, adanya permukiman penduduk di sebagian wilayah yang rawan tersebut.
"Seperti wilayah Ibun yang letaknya memang cukup berbukit. Kami intens untuk melihat kondisi pergerakan tanah yang terjadi di sana," ujarnya.
Hendra mengatakan, catatan itu berdasarkan hasil mitigasi yang dilakukan pihaknya terkait daerah mana saja yang rawan terkena bencana longsor di Kabupaten Bandung. Pihaknya pun sudah mengimbau melalui surat kepada setiap kecamatan agar dilakukan sosialisasi lebih lanjut.
"Supaya setiap kecamatan yang memberikan imbauan lebih lanjut untuk segera memberitahu warganya," kata dia.
Masyarakat Kabupaten Bandung sendiri, kata dia, sangat patuh dan mau mendengar arahan-arahan BPBD apabila wilayahnya masuk dalam kategori rawan longsor. "Ketika kita imbau, secara umum mereka patuh dan tidak ada masalah," ucapnya.
Menurut Hendra, pihaknya selama ini sudah melakukan upaya guna mengantisipasi bencana yang terjadi di wilayahnya. Upaya tersebut antara lain sosialisasi dan yang berkaitan dengan tim reaksi cepat.
"Kita juga melakukan pembinaan dan pendekatan kepada para penggiat kebencanaan supaya mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan bencana yang terjadi," ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa pihaknya selalu membutuhkan relawan-relawan penolong kebencanaan mengingat jumlah personel BPBD Kabupaten Bandung masih terbilang sedikit. "Jumlah personel hanya 56 termasuk dengan kepala pelaksananya. Maka, kami membutuhkan bantuan daripada relawan-relawan itu," ucapnya.