Bisnis.com, BANDUNG - Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 tingkat nasional yang diadakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, telah usai pada Minggu (9/7). Kontes yang diikuti oleh 93 tim mahasiswa dari 48 perguruan tinggi ini memiliki lima divisi kontes.
Lima divisi yang dikompetisikan ialah Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, dan KRSBI Beroda.
Pemenang kontes KRAI ialah tim mahasiswa Institut AKPRIND Yogyakarta yang mampu mengalahkan tim tuan rumah UPI. Sedangkan kontes KRPAI dimenangkan oleh tim mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di mana mereka berhasil mengalahkan tim Universitas Muhammadiyah Malang(UMM).
Sedangkan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil keluar sebagai juara pertama setelah mengalahkan tim Politeknik Elektronika Negeri (PEN) Surabaya dalam kontes KRSTI.
Kontes KRSBI kategori humanoid atau berkaki, dimenangi oleh tim Politeknik Negeri Batam yang mengalahkan tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lewat skor mencolok 5-0.
Untuk KRSBI kategori beroda, pemenangnya yaitu tim Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) yang pada pertandingan final mengalahkan tim Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dengan skor 6-3.
Juara umum pada kompetisi ini adalah Universitas Gajah Mada yang berhak mendapatkan piala bergilir dari Kemenristek dan Dikti.
Irfan Marzuqi, Ketua Tim KRSBI kategori beroda dari Poltek Perkapalan Negeri Surabaya, menjelaskan faktor kerjasama tim penting untuk menjuarai kontes ini.
"Kalau dari segi robot, program vision-nya itu yang bagus. Jadi, kita bisa lihat bola bagus, me-detect bola bagus, melihat gawang bagus. Jadi, jalannya juga bagus," jelas Irfan soal program yang dibuat oleh timnya, di mana menjadi salah satu faktor yang membuat timnya juara.
Para pemenang kontes tingkat nasional ini rencananya akan diikutsertakan pada kontes tingkat internasional. Yudi Haryanto, Kasie Kreativitas Belmawa Kemenristek dan Dikti menyebutkan, tahun lalu Indonesia berhasil menjadi juara umum di tingkat internasional.
"Tahun ini akan dilaksanakan di Nagoya, Jepang pada tanggal 24-27 Juli," ujar Yudi.
Yudi juga mengatakan bahwa pemenang kompetisi pada tingkat Internasional, akan diberikan hadiah berupa beasiswa. Namun, untuk ditingkat nasional, tergantung kebijakan universitas masing-masing, tambah Yudi.
"Pasti ada. Kalau juara pasti ada (beasiswa) dari kampus. Uang bimbingan lah," ujar Irfan Marzuqi saat saat ditanya soal hadiah dari pihak kampus.
Tuan rumah, UPI, sendiri melalui rektornya, Asep Kadarohman, menjanjikan akan memberikan beasiswa kepada para para pemenang di tingkat nasional.
"Bagi nanti peserta UPI, yaang juara tingkat nasional, akan diberi oleh UPI sebuah award. Akan diprioritaskan untuk mendapat beasiswa," janji Prof. Asep Kadarohman.
Rangkaian kontes yang diadakan selama empat hari ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam pengembangan bidang teknologi robotika. Yudi juga menambahkan bahwa kontes ini berhasil mengurangi tawuran yang terjadi di kalangan mahasiswa.
"Jadi, semenjak adanya beberapa kompetisi, adik-adik mahasiswa sesuai jurusannya, ke sininya, kita evaluasi yang tawuran menjadi sedikit. Bahkan hampir tidak ada. karena tersalurkan hobinya. Itu memang salah satu tujuan kita," ujar Yudi.
