Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saat Puasa Diprediksi Terjadi Kelangkaan Daging Sapi

Menghadapi Idulfitri 2017, kemungkinan besar pasar dalam negeri khususnya terkait ketersediaan daging sapi akan mengalami kekurangan pasokan. Hal ini disebabkan, populasi sapi yang ada saat ini tidak akan mencukupi tingginya kebutuhan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Menghadapi Idulfitri 2017, kemungkinan besar pasar dalam negeri khususnya terkait ketersediaan daging sapi akan mengalami kekurangan pasokan. Hal ini disebabkan, populasi sapi yang ada saat ini tidak akan mencukupi tingginya kebutuhan.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf mengatakan, dalam kondisi normal pemotongan sapi setiap bulannya bisa mencapai 50.000 ekor. Ketika memasuki bulan puasa mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat.

"Bahkan, dalam perhitungan kami dalam dua bulan sebelum Lebaran itu harusnya ada 250.000 ekor karena biasanya awal puasa dan mau lebaran terjadinya peningkatan permintaan," katanya, kepada Bisnis, Rabu (15/3/2017).

Yang menjadi persoalan, persediaan sapi nasional saat ini hanya 100.000-150.000 ekor dari seharusnya kebutuhan dua bulan sebelum puasa 250.000 ekor agar saat puasa tiba lonjakan permintaan masyarakat bisa terpenuhi.

Dia menjelaskanya, hal ini disebabkan karena di Australia harga sedang tinggi. Selain itu, rasio impor sapi jantan dan indukan dan harga di dalam negeri tidak mengangkat karena masuknya daging India.

"Jadi tidak kondusif bagi pengusaha feedlot untuk memasukan sapi. Kalau kita lihat kondisi lapangan seperti itu, maka pengamatan di beberapa feedlot kita akan mengalami kekurangan saat menghadapi Idulfitri," ucapnya.

Dengan kondisi lapangan seperti itu, maka kehkhawatiran akan kekurangan pasokan ini bisa tak terhindarkan lagi bahkan akan memicu persoalan baru. Peternak tidak bergairah walaupun harga bagus.

"Bisa saja terjadi depopulasi di sapi perah seperti pada beberapa tahun sebelumnya karena banyak sapi produktif yang dipotong," paparnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler