Bisnis.com, BANDUNG—Asian Development Bank mencatat pada September 2015 terdapat 78% dari 255 juta penduduk Indonesia masuk dalam kategori unbanked. Angka tersebut berada jauh di atas rata-rata masyarakat unbanked global, yaitu 38%.
Di sisi lain, besarnya proporsi masyarakat unbanked yang bergerak di usaha mikro dan UKM merupakan potensi besar terhadap GDP dan penyerapan tenaga, jika dapat diberdayakan secara optimal.
Lead Economist Bank Dunia Vivi Alatas mengungkapkan terdapat 57 juta UMKM di Indonesia pada 2013.
“UMKM tersebut mampu menyerap 96% pekerja dan berkontribusi pada GDP Indonesia sebesar 58%,” jelasnya.
Melihat potensi tersebut, Amartha menyediakan Sistem Skor Kredit untuk pelaku usaha mikro. Pasalnya, platform peer-to-peer (P2P) ini melihat Sistem Skor Kredit konvensional belum mampu mengakomodir kebutuhan usaha mikro dan kecil di Indonesia.
CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengungkapkan pihaknya membangun teknologi untuk memodernisasi usaha miko dan memberdayakan ekonomi informal.
“Saat ini kebanyakan analisa kelayakan peminjam dilakukan secara konvensional serta didasari atas kepemilikan jaminan. Ditambah lagi bank juga membutuhkan laporan keuangan yang memadai untuk melihat performa usaha. Skema ini kami nilai sulit untuk dipenuhi para pelaku usaha mikro yang bergerak di sektor informal seperti peternak ikan cupang, pedagang nasi uduk, dan beragam pengusaha lainnya yang menjalankan usaha seperti di pasar tradisional,” papar Andi.
Dia menambahkan, pihaknya mengamati bahwa metode credit scoring yang ada seperti BI Checking hanya dapat melayani usaha dan perorangan yang sudah memiliki credit history di perbankan. Sistem ini tidak memungkinkan untuk melayani masyarakat unbanked dan tinggal di pelosok pedesaan.
Sehingga Amartha memperkenalkan analisa risiko melalui pendekatan psikologis dan kepribadian, di samping informasi profil usaha pribadi calon peminjam.
“Kami mengukur bagaimana korelasi kemungkinan kredit macet dengan kepribadian seseorang seperti sikap, niat baik, dan kepercayaan diri peminjam”, jelas Andi.
Hasil dari uji psikometrik ini bisa diterapkan untuk mereka yang sudah memiliki usaha maupun mereka yang baru memulai usaha. Sistem ini diharapkan mampu membuka akses masyarakat unbanked terhadap permodalan yang terjangkau melalui platform digital yang disiapkan.