Bisnis.com, BANDUNG - Universitas Kristen Maranatha bersiap menghadapi tantangan di era persaingan global terutama Masyarakat Ekononomi Asean (MEA).
Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof. Armein Zainal Rahmat Langi yang baru dilantik pada Selasa (1/3/2016) mengungkapkan visinya untuk meningkatkan daya saing lulusan.
Menurutnya untuk mewujudkan visi jangka panjang terkait pengembangan Universitas, diperlukan strategi yang disusun secara partisipatoris yang melibatkan banyak pihak pemangku kepentingan yang berwenang, berkepentingan, dan berkemampuan.
Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah mengenai studi ke-Indonesia-an, bahwa universitas harus mampu membuat lulusannya menjadi tuan rumah di negeri sendiri terutama dalam konteks persaingan bebas, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Banyak standardisasi untuk perguruan tinggi jika tidak punya kekhasan maka sosok yang dihasilkan seragam. Kita berharap agar perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan sdm untuk bekerja tapi menghasilkan sosok lulusan yang cerdas dan karakter baik untuk berkontribusi ke Indonesia," jelas Prof. Armein.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Universitas Kristen Maranatha ingin memiliki ciri khas terkait pusat ke-Indonesia-an.
"Untuk menggali visi ke depan, sebagai pusat ilmiah dan budaya yang memiliki fakta, data sejarah lengkap dan visi Indonesia yang lengkap," ujarnya.
Dia berharap lulusan dengan ilmunya sudah berkembang dan didampingi pusat ke-Indonesia-an ini dapat bekerja efektif.
"Apalagi akan terbuka dengan MEA, kita ingin dengan begitu terbuka, Indonesia masih menjadi tuan tumah. Bagaimana caranya, Indonesia menjadi tuan rumah yaitu dengan wawasan tentang Indonesia itu sendiri," ujarnya
Selain itu, kekhasan lainnya yang ingin ditonjolkan dari Universitas Kristen Maranatha adalah entrepreneur termasuk technopreneur.
"Mayoritas mahasiswa yang masuk ke Universitas Kristen Maranatha punya semangat wirausaha," ujarnya.
Nantinya Universitas Kristen Maranatha dapat terus mengembangkan wirausaha di kalangan mahasiswa.
"Penting kampus menjadi pusat unggulan khas tertentu, dalam hal ini ke-Indonesia-an dan entrepreneurship serta tetap meneruskan kampus yang fun," ujarnya.
Prof. Armein juga menargetkan untuk jangka pendek yaitu menata program studi agar mendapatkan akreditasi yang baik.
"Saat ini terdapat 9 fakultas dan 29 prodi, akreditasi A baru 2 yaitu elektro dan manajemen, yang lainnya B dan beberapa C. Di akhir kepemimpinan targetnya prodi bisa 50 persen akreditasi A," ujarnya.
Universitas Kristen Maranatha berada di ranking 52, dengan akreditasi institusi B.
"Setiap tahun perlu naik 3 atau 4 level, untuk akreditasi, kami akan bekerja keras agar bisa A," ujarnya.
Selain mencapai target ranking yang cukup tinggi, Prof. Armein berharap Universitas Kristen Maranatha juga dikenal sebagai universitas yang penuh inovasi.
"Tentu dengan perguruan tinggi lain juga sebagai rekan kolaborasi untuk mewujudkan perguruan tinggi swasta di Jabar dan Nasional yang tidak kalah dengan luar negeri apalagi persaingan semakin ketat termasuk persaingan global," ujarnya.
Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof. Armein Zainal Rahmat Langi lahir di Tomohon, Sulawesi Utara, 17 Agustus 1962. Prof. Armein adalah seorang akademisi dan peneliti yang dikenal dalam dunia akademik, khususnya sebagai seorang guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Memiliki latar belakang di bidang elektro dan komputer atau bidang teknologi dan informasi, Prof. Armein juga bercita-cita mewujudkan Universitas Kristen Maranatha sebagai digital university.
"Ini menjadi salah satu perhatian karena saya paham," ujarnya.
Dia menambahkan dengan mewujudkan digital university, selain akan menolong ke dalam kampus agar standarnya terjaga, juga untuk menolong dan memfasilitasi yang berada di luar sebagai layanan.
Kampus ini diklaim memiliki pondasi yang kuat untuk membangun kekuatan akademiknya, untuk menghasilkan lulusan berkarakter baik dan cerdas yang dapat memandu perubahan menuju Indonesia baru dalam konteks global.
Prof. Armaen merupakan Rektor ke-4 Universitas Kristen Maranatha yang berasal dari ITB. (K5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
