Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Gubernur bank sentral Malaysia, Tan Sri Dr Zeti Akhtar Aziz mengatakan Malaysia perlu menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi global yang melemah, dan menegaskan bahwa negara tidak menghadapi krisis keuangan.
Ekonomi Malaysia saat ini berada pada kedudukan lebih kuat dibandingkan ketika krisis Asia 1997-1998 dan negara kini memasuki perlambatan global dari sudut kekuatan, bukan kelemahan, katanya seperti dikutip media terbitan Kuala Lumpur, Kamis (17/9/2015).
Menanggapi kekhawatiran publik, gubernur bank sentral itu mengatakan anjloknya ringgit terhadap dolar AS disebabkan oleh tiga faktor utama, termasuk isu lokal.
Namun, katanya, penurunan itu bukan hanya melibatkan ringgit, tetapi juga 120 mata uang lain di seluruh dunia.
"Kebanyakan adalah di luar kawalan kita. Ini bukti dari fakta bahwa dolar AS telah menguat dibandingkan 120 mata uang lain," katanya.
Zeti menjelaskan, sekitar US$28 miliar sudah mengalir ke luar negara sejak September 2014, namun dalam periode 2009-2014 sebanyak US$60 miliar dana asing masuk ke negara ini.
"Pada dasarnya, ekonomi Malaysia tetap baik. Negara kita tidak menjurus ke arah krisis. Kita mempunyai lebihan dalam akaun semasa, tahap pengangguran rendah, kadar tabungan tinggi dan tahap hutang luar negeri kita relatif rendah," katanya.
Malaysia Menuju Krisis? Ini Jawaban Gubernur Bank Sentral Malaysia
Gubernur bank sentral Malaysia, Tan Sri Dr Zeti Akhtar Aziz mengatakan Malaysia perlu menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi global yang melemah, dan menegaskan bahwa negara tidak menghadapi krisis keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
1 hari yang lalu