Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Banyak Main Gadget Bisa Kehilangan Rasa Empati

Bisnis.com, Bandung - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat (Dekranasda Jabar) menilai sikap empati yang biasanya ada dalam diri anak-anak telah hilang pada anak-anak modern. Pasalnya, kebanyakan anak zaman sekarang sangat bergantung pada gadget.
reuters
reuters

Bisnis.com, Bandung - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat (Dekranasda Jabar) menilai sikap empati yang biasanya ada dalam diri anak-anak telah hilang pada anak-anak modern. Pasalnya, kebanyakan anak zaman sekarang sangat bergantung pada gadget.

"Anak-anak sibuk dengan mainan sendiri, jadi individualis dan sikap empatinya hilang. Walaupun dia (anak) pintar secara akademik, kalau tidak pintar secara sosial, dia tidak akan punya rasa kepedulian," ucap Pengurus Dekranasda Jabar bidang Pameran dan Kerjasama Luar Negeri, Asep Syarifudin, saat ditemui Bisnis.com, di Gedung Dekranasda Jabar, pada Rabu (02/09/2015).

Fenomena ini dinilai Asep sebagai bencana yang tidak disadari oleh masyarakat. Ia mengaku, ini menjadi salah satu dampak dari kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dekranasda Jabar yang harus segera diperbaiki.

"Saya sadar, untuk membuat anak menjadi baik, bukan hanya dijaga di rumah, tetapi lingkungannya juga harus dijaga. Karena jika tidak dijaga, nanti akan rusak lagi (sifatnya)," ujarnya.

Melihat fenomena tersebut, Asep menyatakan, Dekranasda Jabar telah memiliki beberapa program yang dijalankan untuk mengembalikan sifat sosial tersebut.

Beberapa diantaranya, kegiatan workshop membuat kerajinan dan kaulinan barudak. "Dekranasda Jabar juga bisa menjadi tempat bermain mereka, salah satunya di sini ada areal membuat karya," ucapnya.

Menurut Asep, kegiatan tersebut dapat mengasah motorik anak secara tidak langsung.

Target dari program Dekranasda Jabar ini ditanamkan kepada anak TK hingga SMA dengan tujuan sebagau tempat belajar dan bermain.

"Belajar artinya kita bisa mengenal berbagai kerajinan yang ada di Jabar dari 26 kota kabupaten melalui permainan yang berbentuk simulasi, workshop membuat kerajinan, dan membuat cinderamata," jelasnya.

Tak hanya itu, Asep menyatakan, kegiatan kerajinan anak juga diupayakan sebagai bentuk pengenalan profesi untuk masa depan. Anak diharapkan tidak lagi menentukan cita-citanya pada profesi yang umum, seperti dokter, pilot, dan lainnya, melainkan profesi yang berhubungan dengan dunia seni.

"Jadi anak tahu ada profesi lain di luar profesi mainstream, seperti pengrajin kan kalo sudah masuk dunia internasional juga penghasilannya lumayan juga," ucapnya.

Asep berharap, dengan penerapan program tersebut pada generasi muda sejak dini akan memajukan dunia kerajinan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler