Bisnis.com, JAKARTA—Harga batu bara kembali melemeh pada penutupan perdagangan Senin.
Harga batu bara pada penutupan perdagangan Senin (17/8/2015) untuk kontrak September 2015 melemah 0,36% ke 55,2/metrik ton.
Penurunan harga batu bara terpanjang, setidaknya dalam tujuh tahun terakhir, tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Sementara itu produsen dari Australia ke Rusia mempertahankan volume penjualan.
Harga bahan bakar jatuh ke level terendah sejak 2007. Merosot 40%, setelah penutunan permintaan dari China, sebagai negara pengguna terbesar komoditas di dunia.
"Tak seorang pun telah membuat pengurangan produksi. Banyak negara produsen telah dibantu oleh nilai tukar yang menguntungkan," kata Howard Gatiss, CEO Coal Marketing Co seperti dikutip Bloomberg, Selasa (18/8/2015).
Australia mengekspor 98 juta ton batu bara pada semester pertama, naik 3,8% dari tahun sebelumnya. Pengiriman Rusia turun 3,1% menjadi 73 juta ton pada semester pertama dari rekor 75 juta ton di tahun sebelumnya, menurut data pemerintah.
Perlambatan ekonomi di China dan penurunan komoditas telah mendorong dolar AS lebih tinggi kuartal ini dibandingkan mata uang utama lainnya.
Pergerakan harga batu bara di bursa Rotterdam*
Tanggal | US$/MT |
17 Agustus | 55,20 (-0,36%) |
14 Agustus | 55,40 (-0,63%) |
13 Agustus | 55,75 (+0,27%) |
*Kontrak September 2015
Sumber: Bloomberg