Bisnis.com, JAKARTA -- Tak semua orang memiliki kebiasaan menabung dan berinvestasi. Banyak yang mengeluhkan kesulitan menyisihkan dan menyimpan uangnya, bahkan dalam jumlah kecil.
Gaji atau penghasilan yang diterima setiap bulan, bisa jadi hanya ‘numpang lewat’ saja di rekening bila tak bisa mengelolanya dengan baik. Tak perlu menunggu hingga akhir bulan, jumlah gaji yang tersisa sudah minim bahkan kerap defisit.
Menurut perencana keuangan Zelts Consulting Ahmad Gozali, ada beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari agar gaji bulanan tak habis begitu saja. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, katanya, bisa mengakibatkan seseorang gagal menabung dan berinvestasi.
Pertama, kebiasaan menunda. Banyak orang yang berpikiran uangnya lebih baik dipakai saja dulu, setelah ada sisa baru ditabung. Bahkan, ada juga yang berniat menabung jika gaji sudah naik. Hal ini pula yang membuat seseorang selalu merasa kekurangan dengan gaji atau penghasilan yang ada sekarang, sehingga berpikir tidak mungkin untuk menabung.
Kedua, kebiasaan memanjakan keluarga dengan cara yang salah. Dia mencontohkan kebiasaan buruk ini, antara lain memanjakan anak-anak dengan mainan secara berlebihan dengan tujuan agar anak tidak mengambek. Ada juga kebiasaan memanjakan pasangan dengan selalu memberikan hadiah berupa barang-barang yang berharga mahal. Coba renungkan, alangkah lebih menguntungkan jika uang tersebut dialokasikan untuk persiapan pendidikan anak yang berkualitas di masa depan.
Ketiga, lepas kontrol. Yang dimaksud lepas kontrol yaitu malas berhitung serta tidak mengalokasikan keuangan ke dalam pos-pos pengeluaran, atau dengan kata lain malas mengatur keuangan. Orang-orang yang lepas kontrol kerap berpikiran jika memang ada uang sisa maka bisa menabung, tetapi jika tidak ada, ya tak perlu menabung.
Kalau Anda mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk di atas, berhati-hatilah. Menurut Ahmad, jika seseorang tidak mempunyai tabungan dan investasi, bersiaplah menghadapi beberapa risiko yang kapan saja bisa terjadi.
“Bahayanya, adalah kalau ada pengeluaran besar, kita akan dengan sangat mudah terjerumus pada hutang,” katanya kepada Bisnis.
Ingat, fisik seseorang tak selamanya sehat dan bisa terus bekerja. Kondisi ekonomi juga akan berpengaruh terhadap pekerjaan dan bisnis yang dijalani. Ada kalanya, masa-masa sulit akan menghinggapi keuangan Anda.
Idealnya, saat seseorang mulai memiliki penghasilan, dia harus sudah mulai menabung minimal 10% dari penghasilannya, tanpa harus mempertimbangkan besar kecilnya penghasilan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar Anda bisa terhindar atau terlepas dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang menghambat untuk menabung, antara lain, cobalah mengambil alih kontrol atas kehidupan.
Luangkan waktu untuk peduli terhadap kondisi keuangan diri sendiri, perhatikan berapa penghasilan Anda, berapa pengeluaran Anda, dan apa saja yang masih dapat dihemat, serta adakah peluang untuk menambah penghasilan.
Selanjutnya, cobalah berpikir jangka panjang. Jangan hanya mengutamakan kepentingan saat ini, tetapi pikirkan juga masa depan.
Cara lainnya, pakai trik agar dapat menabung dengan disiplin misalnya memanfaatkan fasilitas autodebet. Menabunglah di awal sebelum uang terpakai untuk keperluan lainnya. Dengan demikian, Anda tetap akan memiliki tabungan kendati saldo di rekening sudah menipis.
Sebelum terlambat, tak ada salahnya membenahi kondisi keuangan yang sudah terlanjur berantakan. Tentu saja, semua itu demi masa depan Anda dan keluarga. Selamat mencoba.