Bisnis.com, BANDUNG—Situs Twitter Inc. tidak dapat diakses untuk banyak pengguna di Turki pada hari Rabu ini setelah layanan microblogging ini diblokir menyusul larangan pelaporan atas serangan teroris terburuk di negara itu dalam lebih dari dua tahun belakangan.
Mereka mencoba untuk mengakses Twitter dari Istanbul disambut dengan pemberitahuan yang mengatakan situs itu tidak tersedia setelah perintah pengadilan. Koran Hurriyet mengatakan masalah itu terkait dengan larangan media untuk menyebarkan rekaman dari bom bunuh diri pada 20 Juli kemarin.
Rupanya, pengadilan memblokir akses media sosial ini setelah hukum Turki memperbolehkannya atas proses kajian internal Twitter yang melebihi empat jam. Seperti dikutip dari Bloomberg, sayangnya, juru bicara Twitter tidak segera membalas email untuk mengeluarkan komentar pada situasi tersebut.
Pada bulan April, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyetujui undang-undang yang memungkinkan pemerintah untuk melarang situs tanpa harus menunggu perintah pengadilan, dan hal ini mendorong kritik dari anggota parlemen lokal dan Uni Eropa.
Seperti diketahui sebelumnya, sebuah aksi bom bunuh diri terjadi di kota Suruc di bagian tenggara Turki dan mengakibatkan 28 orang tewas.
Dikabarkan bahwa bom meledak tepat di tengah sekelompok aktivis Federasi Asosiasi Pemuda Sosialis (SGDF) yang tengah berkumpul untuk membuat pernyataan kepada media lokal mengenai rencana mereka membangun kembali Kota Kobani.