Bisnis.com, BANDUNG - Sebanyak 20 orang warga Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat mengikuti pelatihan entrepreneurship mengenai bisnis garment di pabrik PT Caladi Lima Sembila (C59) Kota Bandung.
Pelatihan tersebut merupakan hasil kerja sama PT PT British Petroleum Indonesia, Pemkab Teluk Bintuni dan Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK).
Papuan Development NGR PT British Petroleum Indonesia Robert Tontey mengatakan, pelatihan garment bagi warga Kabupaten Teluk Bintuni memang merupakan pertama kalinya. Tapi, sebelumnya mereka telah memberikan pembekalan seperti pembuatan kue dan ikan asin.
"Kami ingin menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Karena berdasarkan analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang kami lakukan sebelum industri masuk masyarakat lokal harus terlebih dahulu diberdayakan," katanya, kepada wartawan di Bandung, Senin (13/7/2015).
Dia menjelaskan, dengan adanya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar tempat akan dibangunnya proyek bisnis yang akan dilakukan PT BP Indonesia di kawasan tersebut, diharapkan kehidupan warga sekitar tidak termarginalkan.
Setelah mendapatkan pelatihan, mereka didorong untuk segera membentuk badan usaha. Terlebih pangsa pasarnya terbuka lebar. Setidaknya lebih dari 7.000 orang bisa menggunakan produk yang mereka hasilkan.
Owner PT C59 Marius Widyarto mengatakan, pelatihan yang diberikan perusahaan yang dipimpinnya dilakukan secara totalitas. Materi yang diberikan tak sekadar memberikan kemampuan menjahit, menyablon dan pemasaran produk, tapi juga merubah karakter warga tersebut.
"Makanya, sekalipun pelatihan ini dilakukan hanya 1,5 bulan, tapi kami akan terus memberikan pendampingan dengan mengirim supervisor sablon dan marketing kami kesana agar usaha mereka berjalan. Karena, nantinya mereka akan mendirikan badan usaha serupa di tempat asalnya," ujarnya.
Sekalipun, warga asal Papua ini nantinya akan memiliki produk bisnis yang sama, tapi dirinya sama sekali tak merasa takut tersaingi. Justru dengan adanya usaha yang digarap warga binaannya tersebut akan membuka ruang baginya untuk memperkenalkan produk kaos C59 bagi warga Papua.
Salah seorang peserta pelatihan Diana Susure (23) mengaku senang belajar sablon, menjahit, obras dan lain sebagainya di Bandung. Karena sebelumnya, ibu rumah tangga ini sama sekali tidak mengenal dan memahaminya.
"Untuk mencoba masukin benang ke jarum pun susah. Adaptasinya butuh satu minggu. Saat menjahit hasilnya kurang bagus. Sekarang bisa bikin kaos, seragam dan sablon," ujarnya.
Nantinya, 20 orang itu akan ditunjuk sesuai dengan keahliannya masing-masing. Termasuknya dirinya akan bertugas sebagai marketing bersama dengan lima orang rekan lainnya, dua orang pola, empat orang sebagai tukang sablon, dua orang finishing, tiga orang obras tiga dan sisanya menjahit.