FLAXEY--Sebuah kawasan di Inggris ini menjadi perhatian. Desa Flaxey, yang terletak di Gloucestershire ini menjadi lokasi festival bebas berhubungan intim dan tukar pasangan.
Festival bebas berhubungan intim dan tukar pasangan sering dikenal dengan istilah Swingfields Festival. Festival ini sebenarnya sudah dikeluhkan oleh masyarakat sekitar. Namun, kebanyakan tidak bisa berbuat apa-apa.
Dilansir Express.co.uk, Senin (6/7/2015), acara tersebut memang bersifat tertutup dan cenderung rahasia, hanya untuk pengikut gaya hidup swinger saja.
Swingfields Festival merupakan salah satu acara yang diselenggarakan untuk memfasilitasi kegiatan menyimpang tersebut. Lokasinya dirahasiakan dan berpindah-pindah.
Dilansir Detik mengutip laman resmi Swingfields Festival, Selasa (7/7/2015), Untuk tahun 2015 ini, Swingfields Festival diadakan di Desa Flaxey di Inggris pada Kamis (2/7/2015) pekan lalu. Tanpa adanya pemberitahuan, masyarakat desa yang hanya terdiri dari 30 penghuni itu pun harus dibuat terkejut akan festival yang tidak bermoral tersebut.
Desa kecil yang aslinya tenang tersebut, mendadak dibanjiri oleh para traveler yang datang dengan membawa mobil van. Tidak tanggung-tanggung, mereka juga membangun tenda yang akan digunakan untuk bercinta antar pasangan berbeda!
Dalam festival seks yang diadakan selama tiga hari itu, turut dihadirkan tempat sauna, kolam renang, pertunjukan seks secara live, hingga booth yang khusus menjual peralatan seks. Sungguh sudah gila. Yang dirugikan tentu saja warga desa yang tidak tahu apa-apa.
Beberapa media di Inggris lantas memberitakan keluhan warga desa. Beberapa penduduk desa mengatakan jika suara-suara dari festival tersebut tidak dapat ditoleransi. Mereka tidak diberitahu lebih dulu perihal festival tersebut, seperti diberitakan media Inggris Express
Diperkirakan festival tersebut dihadiri oleh 500-1.000 swinger yang datang dari berbagai penjuru dunia. Berhubung festivalnya cukup rahasia, lokasi festivalnya saja baru diberitahu dua hari sebelum acara dimulai.
“Setidaknya terdapat 1.000 orang di sana, itu sangat menggelikan. Secara moral itu salah,” ujar salah satu penduduk desa yang tidak disebutkan namanya seperti diberitakan The Telegraph.
Para penduduk desa sudah menghampiri penyelenggara festival tersebut agar memelankan suara musiknya, namun tetap tidak digubris. Aduan ke pihak kepolisian telah dilakukan, namun tetap tidak ada tanggapan.
Alhasil selama tiga hari festival, penduduk desa harus terganggu dengan suara musik dan suara para traveler yang tengah sibuk bercinta. Keramaian festival pun baru usai pada pukul 14.00, sesaat setelah para traveler pergi meninggalkan desa, seperti diberitakan Daily Mail. Sungguh keterlaluan!