Bisnis.com, BANDUNG--Uber Technologies akan menangguhkan layanan UberPOP di Prancis, seperti yang diungkapkan oleh perusahaan Amerika Serikat tersebut pada Jumat kemarin.
Keputusan ini diambil setelah menghadapi protes yang terkadang keras dan ancaman otoritas lokal yang mengecam layanan tersebut sebagai layanan taksi ilegal.
Protes sengit sejak pekan lalu dirasakan oleh pihak yang berlisensi sebagai pengemudi taksi Prancis yang berpendapat layanan Uber itu mengancam mata pencaharian mereka dengan persaingan yang tidak sehat.
Akhirnya, Prancis memanggil dua eksekutif Uber yang berbasis dari California dan mengatakan mereka akan menghadapi pengadilan pada bulan September nanti. Tindakan keras hukum Prancis ini adalah kemunduran terbaru untuk Uber di Eropa.
Pada Mei kemarin, sebuah pengadilan Italia juga melarang layanan berbagi mobil tanpa izin ini, setelah dua bulan sebelumnya pengadilan Jerman mengeluarkan larangan serupa dan mengenakan denda kaku untuk pelanggaran hukum transportasi lokal.
"Kami telah memutuskan untuk menangguhkan UberPOP di Prancis. Ini dilakukan terutama untuk menjamin keselamatan supir Uber di mana beberapa supir Uber telah menjadi sasaran kekerasan," kata Kepala Uber France Thibaud Simphal kepada media Prancis Le Monde.
Alasan kedua adalah bahwa perusahaan ingin membuat semangat rekonsiliasi dan dialog dengan otoritas publik untuk menunjukkan perusahaan bertindak secara bertanggung jawab.
Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menyambut baik keputusan itu namun mengatakan bahwa taksi berlisensi Prancis juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan mereka, di mana layanan yang ada selama ini sering dikritik oleh penduduk setempat dan pengunjung asing.
"Taksi perlu reformasi juga, untuk berkontribusi meningkatkan daya tarik negara kita," katanya kepada wartawan di sebuah acara di timur Prancis.