WASHINGTON--Yunani membutuhkan 50 miliar euro lebih (US$55 miliar) selama tiga tahun ke depan, termasuk 36 miliar euro dari pemberi pinjaman Uni Eropa, untuk menstabilkan keuangan di bawah rencana kreditor yang ada, IMF mengatakan Kamis (2/7).
Dalam sebuah laporan baru tentang kebutuhan pembiayaan Yunani, Dana Moneter Internasional juga menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi negara itu untuk tahun ini menjadi nol persen dari perkiraan 2,5% pada April.
Perkiraan pertumbuhan itu dibuat sebelum Yunani menghentikan perundingan dengan para kreditor resmi akhir pekan lalu dan memerintahkan kontrol modal serta menutup bank-banknya selama seminggu.
"Draft awal" baru analisis utang berkelanjutan IMF untuk Yunani mengatakan perubahan kebijakan Athena dan prospek keuangannya sejak awal 2015 -- kira-kira mencakup periode partai Syriza yang anti-penghematan dan Perdana Menteri Alexis Tsipras memimpin negara itu -- "telah mengakibatkan peningkatan yang substansial dalam kebutuhan pembiayaan."
Proposal-proposal yang ada oleh pihak Yunani dan kreditor Uni Eropa tidak menunjukkan kebutuhan mereka.
"Yunani menghadapi kebutuhan pembiayaan ke depan yang lebih signifikan daripada yang kita perkirakan tahun lalu," kata seorang pejabat senior IMF kepada wartawan sebagaimana dikutip AFP.
Analisis baru menunjukkan bahwa "operasi utang yang lebih komprehensif akan diperlukan untuk memastikan utang akan tetap berkelanjutan," kata pejabat itu.
Di atas kebutuhan untuk lebih banyak uang, IMF mengatakan para kreditor harus menggandakan jatuh tempo pinjaman resmi yang ada kepada Yunani menjadi 40 tahun dari 20 tahun.
"Ini adalah langkah yang dramatis," kata pejabat itu.
Yunani Perlu Suntikan Dana 50 Miliar Euro
Yunani membutuhkan 50 miliar euro lebih (US$55 miliar) selama tiga tahun ke depan, termasuk 36 miliar euro dari pemberi pinjaman Uni Eropa, untuk menstabilkan keuangan di bawah rencana kreditor yang ada, IMF mengatakan Kamis (2/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
1 hari yang lalu