Solopos.com, SOLO – Salah satu media sosial saat ini yang sangat diminati oleh pengguna jaringan internet atau netizen adalah Facebook. Namun, tahukah Anda ada bahaya kesehatan psikologi saat Anda menjadi seorang penguntit (stalker) yang kecanduan ingin tahu kehidupan orang lain lewat Facebook?
Sebagaimana Solopos.com kutip dari Prevention, Sabtu (7/2/2015), sebuah penelitian dari Benedictine University di Lisle, Illinois, membagi empat kelompok sampel. Kelompok pertama hanya melihat Facebook untuk berkenalan dengan orang lain.
Kelompok kedua, melihat Facebook kemudian berkenalan dengan orang secara langsung. Lalu, kelompok ketiga hanya melihat profil seseorang pada Facebook tanpa mencari-cari informasi lebih lama, dan kelompok terakhir berkenalan dengan orang secara langsung.
Dari penelitian pada empat kelompok tersebut, Asisten Profesor Psikologi di Benedictine, Shannon Rauch memberi sebuah simpulan, kelompok pertama dan kedua cenderung didominasi dengan orang-orang tingkat kecemasan lebih tinggi.
Orang-orang dalam dua kelompok tersebut, mengalami kesulitan dalam hubungan sosial kehidupan nyata.
Tingkat kecemasan saat menghadapi dunia nyata tersebut karena para penguntit di Facebook tidak biasa menghadapi orang-orang secara langsung. Padahal, dinamika seseorang akan benar-benar terlihat saat dihadapi secara langsung.
Shannon memberi tips, apabila tidak ada keperluan yang sangat mendesak, lebih baik hindari penggunaan Facebook, agar Anda tidak menjadi stalker yang akan berpeluang membahayakan kesehatan psikologi Anda.
