Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Karet di Indonesia Kalah Oleh Thailand dan Vietnam

Bisnis.com, BANDUNGGabungan Petani Perkebunan Indonesia menilai daya saing produksi karet Indonesia semakin lemah saat pasar bebas Asean tahun depan.
Ilustrasi/Jibiphoto
Ilustrasi/Jibiphoto

Bisnis.com, BANDUNG—Gabungan Petani Perkebunan Indonesia menilai daya saing produksi karet Indonesia semakin lemah saat pasar bebas Asean tahun depan.

Kondisi ini dibuktikan dengan tingkat produktivitas karet Indonesia yang masih di bawah 1,5 ton per hektare dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam dan Thailand yang mencapai 1,79 ton per ha.

Ketua Badan Pengawas Gapperindo Mulyadi Sukandar menilai intensifikasi pertanian karet selama ini tidak jalan dengan sempurna sehingga membuat produktivitas karet menjadi rendah.

"Suplainya sangat kurang, padahal kebutuhan karet ini terus bertambah seiring semakin berkembangnya industri kendaraan bermotor. Terlebih bahan karet ini tidak bisa diganti karena oleh sintetis," ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/10).

Program intensifikasi seperti pemeliharaan tanaman bibit unggul, penjagaan mutu benih bahan tanaman, serta pemupukan dan penyilangan tanaman masih belum maksimal sehingga produksi industri karet di Indonesia selalu tertinggal.

Dia menjelaskan pelaksanaan intensifikasi dari pemerintahan tersebut dipertanyakan karena terkadang jarang sampai pada petani langsung.

"Petani kesulitan untuk bergerak sendiri karena semacam pupuk itu juga mahal dan sulit. Padahal, karet ini termasuk komoditas paling bagus bahkan mengalahkan CPO," ujarnya.

Selain itu, katanya, kualitas bokar di tingkat betani masih di bawah Standar Indonesian Rubber atau SIR. Hal ini memicu harga jual menjadi rendah.

Mulyadi menjelaskan perlu adanya upaya penyampaian pemahaman agar petani karet mampu menghasilkan bokar berkualitas sehingga kualitas produk hilir juga ikut meningkat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper