Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FKPPI Jabar Keberatan Larangan Atribut Loreng

Bisnis-jabar.com, SOREANG-Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI Polri (FKPPI) Pengurus Daerah (PD) Jabar menganggap pelarangan ormas menggunakan seragam atau atribut militer tidak tepat.

Bisnis-jabar.com, SOREANG-Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI Polri (FKPPI) Pengurus Daerah (PD) Jabar menganggap pelarangan ormas menggunakan seragam atau atribut militer tidak tepat. Seperti diketahui sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko berjanji akan menertibkan sejumlah ormas yang seringkali menggunakan seragam loreng dan atribut militer. Ketua Generasi Muda FKPPI Jabar Ari Garnida mengatakan FKPPI menggunakan seragam dan atribut militer tidaklah sembarangan. Karena semuanya dilakukan sesuai dengan aturan, etika, anggaran dasar dan rumah tangga. "Atribut dan seraham yang digunakan itu didapatkan setelah melalui pendidikan dan berbagai tahapan dan kami juga dilatih, dididik kedisiplinan, kemiliteran dan bela negara oleh TNI Polri," kata Ari Garnida kepada wartawan di Gedung Juang Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (15/9). Menurut dia, sangatlah wajar apabila FKPPI menggunakan seragam militer. Sebagai keluarga dan putra-putri pejuang serta purnawirawan TNI/Polri pihaknya bangga dengan orang tua mereka yang telah mengabdi kepada negara ini. Dengan tergabung dalam organisasi FKPPI, setiap orang dapat membentuk pribadi yang tangguh, bertanggunjawab, saling mengasihi serta disiplin. Sangat jauh sekali dari sikap arogan, brutal. "Dulu anak kolong itu dianggap nakal karena merasa orang tuanya tentara atau polisi, tapi setelah masuk FKPPI sudah tidak ada lagi yang seperti itu. Jadi, banyak sekali manfaatnya organisasi ini," katanya. Ketua FKPPI Kabupaten Bandung Bambang Budiraharjo menambahkan citra negatif yang menempel pada ormas, itu terjadi karena oknum saja. Pada dasarnya tidak ada ormas dan LSM mana pun secara organisasi mengajarkan atau memerintahkan untuk berperilaku negatif. "Sehingga dengan kata lain yang salah itu individunya dan lemahnya pengawasannya saja," paparnya.(k6/ija)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper