Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Adat Terpencil Indonesia Dapat Pelatihan Kerajinan Rajapolah

TASIKMALAYA (bisnis-jabar.com)--Sebanyak 45 orang dari suku adat terpencil seluruh Indonesia mengikuti pelatihan kerajinan anyaman bertempat di sentra kerajinan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya selama 10 hari dari Minggu-Selasa (31/3-9/4/2013) di Workshop Jamal Hendycraft Desa Mangunsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.

TASIKMALAYA (bisnis-jabar.com)--Sebanyak 45 orang dari suku adat terpencil seluruh Indonesia mengikuti pelatihan kerajinan anyaman bertempat di sentra kerajinan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya selama 10 hari dari Minggu-Selasa (31/3-9/4/2013) di Workshop Jamal Hendycraft Desa Mangunsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Mereka berasal dari 24 Provinsi di Indonesia antara lain dari pedalaman Papua, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi. Sedangkan dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali dan Bengkulu tidak ikut serta karena dinilai sudah mandiri. Para peserta tersebut belajar cara membuat kerajinan anyaman berbahan baku pandan dan mendong menjadi wadah majalah, wadah tisue, tas hingga tali sandal. Para peserta langsung praktik, mulai menganyam bahan baku, merakit hingga manajemen pengelolaan usaha kerajinan. Kasubag Kerajinan pada Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Kementerian Sosial RI, Karol M, mengatakan, pemberdayaan tersebut untuk memacu masyarakat daerah terpencil supaya lebih kreatif sebagai salah satu upaya mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan ekonomi kreatif. Sedangkan mengambil pelatihan di bidang kerajinan olahan berbahan baku pandan, karena di daerah pedalaman, bahan baku tersebut sangat banyak, bahkan melimpah. "Di pedalaman banyak sekali bahan baku yang belum diolah menjadi barang kerajinan layak jual. Dengan pelatihan ini diharapkan, mereka kembali ke daerah masing-masing kemudian memberdayakan sumber daya alam yang ada tanpa menghilangkan kearipan lokal" ungkap Karol ditemui di workshop Jamal Handycraf Rajapolah, Jumat (5/4/2013). Dia juga ingin supaya pemberdayaan masyarakat tersebut berbasis budaya lokal. Maka ia membawa perwakilan suku masyarakt pedalaman tersebut untuk belajar kerajinan di Tasikmalaya yang relatif sudah terkenal dan kaya kreatifitas. "Penting juga dalam pelatihan ini, untuk merubah perilaku kreatif dan produktif. Setelah kembali ke kampung halaman masing-masing mereka diharapkan menularkan pengetahuannya kepada masyarakat," katanya. Di tempat yang sama, Bumbun, peserta perwakilan dari Propinsi Kalimantan Barat mengatakan, ia sangat bahagia bisa mengikuti pelatihan kerajinan tersebut. Ia bersama tiga rekannya dari Kalbar, bertekad akan membuat kerajinan serupa begitu selesai pelatihan. "Saya sangat heran, ternyata di sini pandan bisa menjadi barang dan bisa jadi duit. Di sana bahan begitu dibuang saja. Saya sudah terbayang akan mebuat kerajinan setalah pelatihan ini," ungkap pria yang di desanya menjabat kepala Desa Tahu, Kec. Maranti, Kab. Landak Kalimantan Barat itu. Untuk bahan baku seperti pandan kata dia, sangat banyak tumbuh secara liar. Karena warga di sana belum tahu cara mengolahnya, bahan baku melimpah itu dibuang sia-sia. "Dalam latihan ini saya jadi mengatahui, lidi saja bisa dibuat kerajinan dan bisa dijual. Di sana paling untung dipotong-potong dibuat alat berhitung untuk anak-anak," katnya. Emma Rahmawati, mentor kerajinan yang juga owner Jamal Handycraft Rajapolah mengatakan, dalam pelatihan tersebut pokus pada pengolahan bahan baku pandan untuk tikar, mendong untuk sandal dan eceng gondok untuk tas. Mulai anyam, memotong hingga merakit hingga menjadi kerajinan utuh, mereka diajarkan. "Kebanyakan mereka belum tahu nilai ekonomos pandan. Maka kami beri wawasan nilai ekonomis, mengolah dan manajemen sehingga kerajinan yang mereka buat menjadi layak jual dan bernilai ekonomis," katanya.(k55/k29/yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper