Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT SUPERBTEX Sulap Limbah Padat Jadi Produk Ekonomis

[caption id=attachment_155532 align=alignleft width=275] (reuters)[/caption]
ilustrasi (antara)
ilustrasi (antara)

[caption id="attachment_155532" align="alignleft" width="275"] (reuters)[/caption] BANDUNG (bisnis-jabar.com)—Perusahaan tekstil nonwoven PT Superbtex 2 di Jalan Bandung-Garut KM 20,5 Kabupaten Sumedang Jawa Barat berhasil merubah limbah padat dari garmen menjadi bahan baku produk ekonomis. Setiap hari perusahaan tersebut bisa menghasilkan produksi bahan baku dari limbah padat yang diolah mencapai 20 ton. General Manager PT Superbtex 2 Novi Loe mengatakan bahan baku yang dihasilkan selanjutnya dipasarkan ke luar negeri dan Indonesia. “Aktivitas produksi ini telah berdiri sejak tiga tahun lalu berkat kreativitas manajemen yang menginginkan adanya inovasi yang menciptakan green business,” kata Novi kepada Bisnis, Kamis (4/4). Bahan baku didapat dari garmen di Bandung dan Jawa. Dalam memproduksi bahan baku, pihaknya menggunakan dua line a.l tearing line dan nonwoven line. Tearing line merupakan line produksi yang bertujuan untuk membuat dan menghasilkan produk akhir berupa bahan baku yang didapat dari majun [kain sisa produksi pakaian]. “Majun ini terlebih dahulu disortir serta dipisahkan menurut jenisnya dan dibersihkan oleh mesin untuk proses selanjutnya. Dari majun tersebut nantinya akan dihasilkan kapas,” ujar Novi. Selanjutnya, katanya, kapas yang sudah diproduksi dari line pertama kembali diolah oleh mesin nonwoven menjadi bahan baku bernama thremobonded felt. “Thermobonded pad ini aman terhadap lingkungan dan mengurangi pemanasan global,” ujarnya. Novi menjelaskan thtemobonded felt dijual dengan harga Rp33.000 per kilogram. Menurutnya, pemasaran bahan baku sudah dilakukan ke sejumlah wilayah di Indonesia terutama dalam menyuplai ke industri otomotif. “Kami sudah menyuplai bahan baku ke Daihatsu dan Toyota untuk keperluan peredam pada kendaraan. Dalam sebulan, kami menyuplai bahan baku sebanyak 300 ton,” jelasnya. Dari jumlah 300 ton, lanjutnya, sebanyak 10% bahan baku disuplai ke beberapa negara a.l Malaysia dan Jepang. Bahan baku tersebut menjadi bahan utama yang digunakan sebagai isi bantal, kasur, jok sepeda motor dan roda empat, sarung, serta penghapus billboard. “Selain itu juga bahan baku digunakan untuk insulasi atap, insulasi dinding, peredam panas, peredam suara,dan insulasi otomotif,” ujarnya.(k29/k32/yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper