Berawal dari sekumpulan anak muda pecinta model mainan replika berbahan plastik, yang dikarenakan harganya makin hari makin melambung, maka kelompok ini mulai banting stir membuat inovasi dengan menciptakan model atau replika dari bahan dasar yang lebih murah dan menarik, yaitu kertas. Komunitas ini dinamakan PeRI (Paper Replika Indonesia) ini merupakan komunitas pecinta replika, model, atau avatar yang terbuat dari kertas yang diberi desain gambar dan bentuk dalam garis tegak lurus dan garis patah-patah, yang kemudian dibangun menjadi bentuk 3 dimensi. Komunitas ini pertama kali terbentuk di Jakarta pada akhir tahun 2009, dan untuk networking member masih berbasis on web terutama Kaskus. Maka dari itu tidak heran jika cangkupan anggotanya ada di hampir tiap provinsi di Indonesia dan melampaui 300 member. Visi yang diusung komunitas ini adalah kreativitas di Indonesia harus bisa berkembang ke berbagai ide kreatif,. Misinya tidak lain karena komunitas PeRI senantiasa ingin mengajak masyarakat Indonesia agar lebih kreatif dalam melihat peluang suatu ide. Di komunitas ini ide kreatif adalah panduannya. Hingga saat ini anggota yang telah terdaftar mencapai 300 orang lebih, dan 25 orang diantaranya adalah anggota aktif yang mengikuti acara PeRI secara rutin. Acara rutin yang diadakan adalah selalu berkumpul di Car Free Day Dago Bandung, untuk mempromosikan komunitas PeRI dan senantiasa mengajak masyarakat yang datang untuk mau mencoba kreativitas lain. Selain itu PeRI juga rajin mengikuti berbagai event kreatif yang diadakan di kota Bandung, sebagai salah satu cara menjalankan misinya. Beragam bentuk telah dibuat replikanya oleh komunitas ini. Pada event Jazzcraft Vaganza 2010 silam di Kota Baru Parahyangan misalnya, mereka banyak menampilkan replika pasangan: orang, wayang, hingga hewan. Bentuknya yang imut menjadi daya tarik tersendiri bagi orang awam untuk ikut membuat kerajinan ini. Koordinator PeRI Bandung Dani Hamdani menyatakan secara garis besar kerajinan ini bisa dibagi ke dalam dua tingkat. Pertama adalah yang simpel yaitu membuat paper toy. Pada tingkat ini, model untuk replika yang dibuat umumnya sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat yang lebih lanjut adalah expert. Biasanya pelakunya adalah orang yang sudah cukup lama berkecimpung dalam paper replika. Selain memerlukan ketelitian yang tinggi dalam pengerjaannya, model pada tingkat ini umumnya lebih detail. Selain mengenalkan kerajinan paper replika kepada masyarakat luas, Dani mengungkapkan komunitas ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai di antaranya mengedukasi bagaimana cara memotong dan melipat kertas yang benar. "Juga mengasah motorik," tambahnya. Teknik melipat yang diterapkan disebut scooring, yaitu pertama dibuat pola oleh pada builder/pembuat replika, kemudian membuat garis tegak dan garis putus-putus. Untuk cara mengguntingannya, pertama lipat garis tersebut lalu dengan pulpen bekas agar tidak mudah sobek, Baru kemudian menggunakan lem putih untuk menempelkan perekatnya. Lamanya pengerjaan satu replika kadang membuat desainer sekaligus builder, sebutan bagi perakit PeRI seperti Dani jenuh. Untuk menyiasatinya, ia kadang 'selingkuh'. "Pindah dulu mengerjakan model yang lain untuk memancing mood," jelasnya. Jika belum bisa mendesain sendiri, komunitas ini menyediakan beberapa contoh model di websitenya. Builder atau orang yang ingin membuat replika tinggal mengunduh dan mengeprint. "Untuk model kecil, bisa dengan kertas BC 180-200 gram. Model besar bisa menggunakan kertas jasmine/art paper," saran Dani. Menurut Dani replika yang telah dibuat biasanya akan dikoleksi oleh para builder atau ada juga yang menjualnya. “Ini semua tergantung dari buildernya sendiri apakah mereka akan menjualnya atau tidak,”katanya. Selain asyik berkreasi dengan kertas, Dani mengungkapkan komunitas ini juga membuka peluang usaha di indutri kreatif. Ada beberapa perusahaan yang sengaja memesan cinderamata pada PeRI seperi bank, perusahaan swasta, perusahaan game internasional, replika untuk sekolah penerbangan, hingga gift pernikahan. “Dan ini pasti akan membuat peluang besar ke depannya, supaya builder di sini selain bisa berkreasi mereka juga jadi pengusaha kreatif,”lanjut Dani. Selain membuat replika, PeRI juga menerima pesanan desain, tanpa merakit atau memperbanyak. Harga desain yang ditawarkan pun beragam tergantung tingkat kerumitan dan detail yang diminta si pembeli. Karena kertas merupakan barang yang mudah sobek dan rusak jika terkena air, maka perawatan tiap replika yang dibuat pun harus khusus. Dani menyarankan, jika replika yang telah jadi dibangun sebaiknya langsung dicoating dengan clear spray, dan di dalam replikanya diberi tulang atau rangka sehingga replikanya bisa tetap kokoh ketika dipajang. Dalam setiap event yang diikuti, PeRI selalu mengadakan workshop gratis untuk membuat replika dari kertas. Desain dan bahan-bahannya pun juga disediakan. “Kita ingin semua orang tahu bahwa kertas itu tidak hanya digunakan menggambar atau menulis saja, tapi bisa lebih dari itu,”tambah Dani. Meskipun kertas adalah bahan yang murah dan mudah dibeli, namun pada prinsipnya Dani menegaskan bagaimana membuat dari bahan murah ini menjadi sesuatu yang menyenangkan dan kreatif. “Kertas memang murah, tapi jika ia disentuh dengan kreatifitas, ia bisa jadi barang yang mewah dan ga murahan.” (k28/yri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

1 hari yang lalu
PHK Massal Bayangi Buruh Cirebon Jelang May Day
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
