BANDUNG (bisnis-jabar.com)- Sekretaris Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Jabar Robby Agustiar menilai isu bakso campur daging babi yang beredar selama ini sangat merugikan para pedagang daging sapi. Menurutnya, masyarakat akan trauma dan enggan membeli bakso lagi. Hal tersebut secara otomatis berdampak besar bagi penjualan daging di pasaran. Dia memaparkan, pemerintah harus serius memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tidak setiap para pedagang tidak mencampur baksonya dengan daging babi. "Dan saya yakin, dengan beredarnya isu tersebut konsumsi daging sapi hanya menyisa sekitar 5-10%," katanya kepada bisnis-jabar, Minggu (16/12). Padahal, lanjut Robby, selama ini saja konsumsi daging masyarakat hanya 2 kilogram per kapitanya. Hal tersebut dinilai terlalau jauh dari target pemerintah pada 2020 yang menyatakan setiap orang mengkonsumsi sekitar 20 kilogram per kapita. "Ini perlu ditelusuri, jangan sampai isu maraknya daging babi dalam bakso itu sekadar gosip yang tidak pernah dibu faktanya," ungkap Robby. (K5/ija)
Pemerintah Agar Telusuri Isu Bakso Campur Daging Babi
BANDUNG (bisnis-jabar.com)- Sekretaris Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Jabar Robby Agustiar menilai isu bakso campur daging babi yang beredar selama ini sangat merugikan para pedagang daging sapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

17 jam yang lalu
Kabupaten Cirebon Timur Segera Diusulkan Jadi CDPOB Baru

5 hari yang lalu
BI Cirebon Kembali Pacu UMKM Naik Kelas Lewat CEF 2025
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
