Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Garam Serap Garam Lokal Cirebon

[caption id=attachment_238752 align=alignleft width=150 caption=(maman/bisnis-jabar)][/caption]
(maman/bisnis-jabar)
(maman/bisnis-jabar)

[caption id="attachment_238752" align="alignleft" width="150" caption="(maman/bisnis-jabar)"][/caption] CIREBON (bisnis-jabar.com) - Petambak garam di Kabupaten Cirebon saat ini tengah menikmati manisnya produksi garam. Sejak dihentikannya impor garam krosok (bahan baku) pada Juni 2012 lalu, menjadi saat yang tepat bagi petambak garam lokal untuk menguasai pasar garam dalam negeri. Direktur PT Niaga Garam Cemerlang Sugiarto Wijaya mengatakan untuk produk garam lokal yang bisa diserap perusahaan pengolahan garam konsumsi tentu saja harus memiliki standar kualitas tertentu agar menghasilkan produk akhir yang berkualitas. “Minimal kualitas garam lokal [krosok] bisa mengimbangi kualitas garam impor,” katanya kepada bisnis-jabar.com, Jumat (14/9). Sebagai salah satu perusahaan pengolahan garam untuk konsumsi di Kota Cirebon, PT Niaga Garam Cemerlang sudah beberapa tahun terakhir (2007), telah menyerap produksi garam lokal di Kabupaten Cirebon, khususnya di Kecamatan Suranenggala dan Kapetakan, yang telah lama menerapkan teknologi (ulir dan ramsol) pada budidaya garam. Sugiarto menuturkan kualitas garam pada 2 kecamatan tersebut telah memenuhi standar kualitas produksi perusahaan yang dipimpinnya (PT Niaga Garam Cemerlang), yang memiliki produk jadi garam meja beryodium dengan label 555. “Dalam sehari, sedikitnya membutuhkan garam [krosok] sekitar 12 ton untuk memproduksi garam konsumsi sebanyak 10 ton,” tuturnya. Sugiarto mengaku memberlakukan sistem plat atau kesepakatan harga kontrak sebelum petambak garam melakukan produksi. “Kami beli garam petambak dengan harga Rp550 per kg [sampai di gudang], yang artinya lebih besar sekitar Rp50-Rp100 per kg dibanding harga garam yang dibeli tengkulak,” ujarnya. Sugiarto menambahkan dirinya sengaja selalu menyerap garam lokal yang memiliki standar kualitas untuk diolah menjadi garam konsumsi, karena telah lama memprediksikan akan adanya pemberhentian impor garam oleh pemerintah.(k3/yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maman Abdurahman

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro