Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bantaran Sungai Bengawan Solo Kerap Jadi Tempat Mesum

SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diminta lebih fokus dalam mengelola urban forest bantaran Sungai Bengawan Solo. Tidak hanya dari sisi penghijauan dan penyediaan wahana bermain, melainkan juga dari aspek pemanfaatannya.

SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diminta lebih fokus dalam mengelola urban forest bantaran Sungai Bengawan Solo. Tidak hanya dari sisi penghijauan dan penyediaan wahana bermain, melainkan juga dari aspek pemanfaatannya. Permintaan itu disampaikan warga Pucangsawit dan sosiolog Kota Bengawan menanggapi terjadinya perilaku menyimpang masyarakat di kawasan yang dulunya pekumiman padat penduduk itu. Tokoh pemuda Pucangsawit, Danang, menilai perlunya patroli rutin dan ketat dari aparat untuk mengontrol pemanfaatan urban forest. Selain itu, menurutnya Pemkot tidak bisa lepas tangan mengenai penyediaan fasilitas penerangan. “Harus ada patroli rutin petugas dan penerangan yang cukup. Jangan seperti sekarang kondisinya sangat gelap pada malam hari,” katanya. Tidak hanya di urban forest, Danang menilai setiap taman atau ruang publik perlu pengawasan melekat pada malam hari. Jangan sampai ruang-ruang berkumpul publik seperti Taman Sekartaji dan kawasan Manahan menjadi surga bagi pasangan mesum. Pendapat senada disampaikan sosiolog Kota Solo, Mahendra. Menurutnya salah satu kunci kontrol kawasan adalah ketersediaan fasilitas penerangan pada malam hari. Pasangan laki-laki dan perempuan biasanya berbuat tidak senonoh di tempat yang gelap atau remang-remang. Sedangkan Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, menilai perlunya kontrol sosial untuk menjaga ruang publik dari perilaku menyimpang. Warga setempat harus digerakkan untuk mengawasi dan mencegah terjadinya pacaran mesum. Lebih jauh lagi Drajat menekankan perlunya mengubah pola perilaku masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat harus sadar turut serta dalam menjaga nilai moralitas dan etika. “Selain karena gelap, perilaku menyimpang di ruang publik terjadi karena rendahnya kontrol sosial. Hal ini menunjukkan semakin berkembangnya perilaku hidup bebas,” pungkas dia. (JIBI/yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper