Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atraksi Pantomim di Alun-alun Bandung Jadi Pilihan Asyik Ngabuburit

[caption id=attachment_224251 align=alignleft width=150 caption=(risanti/bisnis-jabar)][/caption]
(risanti/bisnis-jabar)
(risanti/bisnis-jabar)

[caption id="attachment_224251" align="alignleft" width="150" caption="(risanti/bisnis-jabar)"][/caption] Menikmati waktu menuju berbuka atau ngabuburit menjadi rutinitas seru bagi para penikmatnya. Mulai dari orang yang mencari kesibukan dengan belanja, menikmati pertunjukan seni, berolahraga, hunting foto, membaca, menggelar bakti sosial dan masih banyak kegiatan lainnya. Begitu pula bagi setiap orang yang menghabiskan waktunya di jalanan seperti kondektur, pengemudi angkot, pedagang kaki lima, dan pekerja jalanan. Pemandangan seperti itu kerap kita jumpai di halte alun-alun Masjid Agung Bandung. Setiap sore orang-orang yang tengah menunggu bus menyatu dengan asap knalpot bunyi klakson dan riuh teriakan orang. Namun, pemandangan berbeda terlihat di halte 3 alun-alun Masjid Agung Bandung, Sabtu (11/8).  Di tengah hiruk pikuk kendaraan lalu lalang dan orang – orang yang berseliweran. Sepasang pemain pantomime membaur ke tengah kerumunan orang sembari memainkan aksinya. Dengan membawa koper bertuliskan Nyusur History Mudik Movement, Wanggi Hoediyatno dan Novita 'Nono', anggota mime artist dari Mixi Imajimimetheatre menunjukkan kepiawaiannya berpantomim di tengah keramaian halte. Sambil menyeberang jalan, Wanggi mendorong koper tuanya dan membuat kemacetan di jalan Asia Afrika. Namun, aksinya tersebut justru membuat orang-orang penasaran ingin melihat apa yang dilakukan oleh kelompok pantomime ini. Beberapa ada yang berdecak kagum,keheranan, tersenyum-senyum sendiri dan ada pula yang kebingungan ketika Wanggi menanyakan jam berapa hanya dengan isyarat tangan dan ekspresi wajah. Repertoar pantomime dengan judul Mudik Movement menceritakan mengenai fenomena mudik di Indonesia. Dimana semua orang menyempatkan waktunya setahun sekali untuk silaturahmi ke kampung halaman dengan sanak saudara. Kelompok Mixi Imajimimetheatre ini menyuguhkan aksi pantomimenya untuk mengenalkan kembali budaya mudik pada masyarakat. Menurut mereka mudik bukan hanya sekedar keceriaan lebaran saja, tetapi kembali pada keutamaan nilai silaturahmi. Street performance pantomime yang kerap dilakukan sekawanan mime artist dari Mixi Imajimimetheatre ini diberi nama Nyusur History Indonesia Nyusur History Indonesia merupakan project dari Mixi Imajimimetheatre yang memberi ruang bagi orang-orang untuk bisa bersilaturahmi, mengenal, mengenang, melestarikan dan serta mengkampanyekan seni, sejarah dan budaya. Terbukti, dengan adanya Nyusur History Mudik Movement kemarin, Wanggi dan teman-temannya mengajak serta komunitas lain di Bandung untuk berbagi cerita. Sekumpulan fotografer yang berasal dari berbagai komunitas ikut meramaikan aksinya dengan berburu foto.Sambil ngabuburit para fotografer ini mengikuti kemana Wanggi perform. Bahkan hingga masuk ke dalam bus kota yang tengah berhenti menurunkan penumpang di halte. Sekitar pukul 16.00 - 17.00 para pecinta pantomime dan fotografer berkolaborasi ilmu sambil ngabuburit. Sampai performance pantomime selesai, kegiatan dilanjut dengan sharing seputar mudik di trotoar jalan Asia Afrika samping BRI tower Bandung. Hingga bunyi adzan maghrib berkumandang mereka masih asik bercerita sambil  menyantap tajil kemudian foto bersama dengan sang koper tua bertuliskan Nyusur History Mudik Movement. (m02/yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper