BANDUNG (bisnis-jabar.com) - Menjelang lebaran, banyak pembantu rumah tangga yang harus pulang ke kampung halamannya. Tapi keberadaanya tetap dibutuhkan. Karena itu, munculah sebutan pembantu infal atau pembantu pengganti yang dibayar secara harian. Pembantu infal banyak dicari menjelang lebaran. Namun saat ini yayasan penyalur pembantu di Kota Bandung agak kesulitan menemukan orang yang mau menjadi pembantu infal. “Setiap tahun permintaannya tinggi tapi kami justru kekurangan orang,” kata Nur Hamid dari Yayasan Sosial Cahaya Mekar yang terletak di Jalan Stasiun Barat, Bandung. Menurutnya pembantu infal biasanya mulai bekerja pada H -7 atau H-3 lebaran, lama bekerja tergantung perjanjian antara pembantu dan majikan, biasanya hingga H +7 pembantu masih bekerja. Pembantu infal banyak didatangkan dari daerah Jawa Tengah seperti Cilacap, Kebumen dan Gombong. Hingga Senin (13/8), permintaan akan pembantu infal di yayasan tersebut cukup tinggi namun pembantu infal belum tersedia. “Angka permintaannya saya kurang tahu pasti tapi diperkirakan mencapai puluhan hingga saat ini,” tambah Hamid. Majikan yang ingin mengambil pembantu infal harus membayar uang administrasi Rp350.000 ke yayasan. Yayasan juga harus membagi lagi uang tersebut untuk koordinator yang berjasa mencarikan pembantu infal di daerah-daerah. Pembantu infal dibayar Rp80.000 per hari. Angka tersebut terbilang lumayan karena pembantu biasa hanya dibayar Rp600.000-Rp700.000 per bulan. Untuk menjadi pembantu infal ternyata tidak bisa sembarangan. Biasanya mereka yang menjadi pembantu infal sudah berusia di atas 30 tahun. Selain harus memiliki kartu identitas kependudukan resmi, mereka juga harus sudah memiliki pegalaman kerja sebagai pembantu. “3 atau 4 tahun lalu masih banyak orang yang mau jadi pembantu infal,” kata Hamid. Hamid sendiri tidak tahu pasti apa penyebabnya saat ini sangat sedikit orang yang bersedia untuk menjadi pembantu infal. Menurutnya kemungkinan banyak pembantu yang bekerja langsung tanpa disalurkan yayasan. Pekerjaan pembantu infal lebih berat daripada pembantu biasa. Pada hari biasa, pembantu yang bekerja dalam 1 rumah mencapai 2-3 orang, sedangkan pembantu infal harus bekerja sendiri. “Wajar saja jika infal dibayar lebih besar,” tambahnya. Yayasan berlokasi dekat Stasiun Bandung dikarenakan para pembantu dari daerah datang ke Bandung menggunakan kereta. Ini akan memudahkan mereka saat mencari letak yayasan. Di sekitar Stasiun Bandung terdapat 3 yayasan serupa namun 1 yayasan sudah mati karena minimnya peminat untuk jadi pembantu. Lain lagi di sekitar Stasiun Kiaracondong, Bandung terdapat hingga 10 yayasan serupa karena disana lebih banyak kereta eonomi yang berhenti. Yayasan memberi fasilitas bagi calon pembantu infal yaitu tempat tinggal dan makan selama belum memperoleh majikan yang tepat. “Terkadang ada pembantu yang lama memperoleh majikan itu karena sikapnya sendiri yang terlalu pemilih,” tambahnya. Mumun dari Yayasan Sosial Purna Karya mengatakan minimnya pembantu infal yang datang ke Bandung jelang lebaran kali ini karena daerah di Jawa Tengah sedang panen padi. “Mereka memilih menjual padi daripada harus jadi pembantu ke luar daerah,” tambahnya. Tahun lalu menurutnya musim paceklik sehingga banyak orang yang datang untuk menjadi pembantu infal. Hingga Senin (13/8) yayasan milik Mumun baru menyalurkan sekitar 13 orang pembantu infal. “Pesanan masih banyak tapi belum bisa kami penuhi,” katanya. Menjadi pembantu infal, lanjutnya, harus kuat tenaganya karena beban pekerjaan yang ditanggung lebih berat. Konsumen sudah membayar mahal untuk pembantu infal karena itu harus sebanding dengan kemampuan bekerja mereka. Yayasan tidak bisa asal menyalukan orang demi menjaga kepercayaam konsumen agar menjadi pelanggan untuk seterusnya. Yayasan mengeluhkan ongkos kereta yang sulit didapatkan sejak sekitar 2 bulan terakhir, padahal pembantu menggunakan kereta untuk transportasi ke Bandung. Harga tiket akan membengkak berkali lipat jika harus membeli pada calo. (k60/yri)
Pembantu Infal: Banyak Dicari Namun Minim Tersedia
BANDUNG (bisnis-jabar.com) - Menjelang lebaran, banyak pembantu rumah tangga yang harus pulang ke kampung halamannya. Tapi keberadaanya tetap dibutuhkan. Karena itu, munculah sebutan pembantu infal atau pembantu pengganti yang dibayar secara harian. Pembantu infal banyak dicari menjelang lebaran. Namun saat ini yayasan penyalur pembantu di Kota Bandung agak kesulitan menemukan orang yang mau menjadi pembantu infal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

17 jam yang lalu
Dedi Mulyadi Pastikan Sudah Lunasi Tunggakan Pajak Lexus

1 hari yang lalu
CKJT Kejar Pembebasan Lahan Proyek Tol Kertajati-Indramayu

1 hari yang lalu
Warga Garut Tolak Rencana Reaktivasi Jalur KA Cikajang-Garut

1 hari yang lalu
Koperasi Merah Putih Prabowo Siap Tumbuh di 10 Desa Cirebon

1 hari yang lalu
PLTB Masuk Cirebon, Pemda Siapkan Strategi Sosial-Ekonomi
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
