Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kehidupan perajin perak Kotagede makin memprihatinkan

[caption id=attachment_167173 align=alignleft width=201 caption=antara][/caption]
antara
antara

[caption id="attachment_167173" align="alignleft" width="201" caption="antara"][/caption] YOGYAKARTA: Kehidupan perajin kecil perak di sentra produk kerajinan perak Kotagede, Yogyakarta, kini makin memprihatinkan karena sepinya pesanan, kata Wakil Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Kecil Mataram Yogyakarta Pandit Anggoro Triprasetyo. "Saat ini pesanan produk kerajinan perak khususnya dari perusahaan besar kerajinan perak di kawasan sentra itu juga makin berkurang," katanya di Yogyakarta, Senin. Menurut Wakil Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Kecil Mataram (Asperam) Yogyakarta ini, meskipun banyak wisatawan yang datang pada saat libur panjang akhir pekan, namun belum mampu mendongkrak penjualan produk kerajinan perak. "Sementara itu, para perajin kecil bergantung pada pesanan perusahaan besar produk kerajinan perak yang memiliki toko di sentra kerajinan perak di Kotagede," katanya. Ia mengatakan dengan kondisi seperti itu, dikhawatirkan jumlah perajin perak di Kotagede makin berkurang, karena di samping sebagian besar sudah berusia lanjut, para perajin muda tidak bisa bertahan dengan kondisi tersebut. Sampai saat ini para perajin tatah logam perak di Kotagede sebagian besar sudah berusia lanjut, dan generasi penerusnya belum disiapkan. Sedangkan generasi mudanya tidak tertarik menjadi perajin tatah perak, karena upahnya kecil, tidak sebanding dengan keahlian yang mereka miliki, apalagi sekarang pemasaran produk ini makin sepi. "Para perajin kecil perak yang masih berusia muda banyak beralih pekerjaan, di antaranya menjadi tukang batu, penarik becak, membuka usaha maupun pekerjaan lain yang upahnya lebih menjanjikan," katanya. Ia mengatakan makin sepinya pemasaran produk kerajinan perak Kotagede tampak dari makin berkurangnya jumlah toko atau 'outlet' milik perajin maupun pengusaha kecil setempat. "Saya sendiri dulu memiliki tiga unit 'outlet' produk kerajinan perak, namun kini tinggal satu unitm dan dua unit lainnya terpaksa saya tutup karena tidak menghasilkan keuntungan," katanya. Menurut dia, untuk mengantisipasi sepinya pembeli, mestinya pemerintah setempat mengupayakan mempromosikan kembali sentra kerajinan perak Kotagede sebagai bagian dari tujuan wisata di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, kata dia, perlu upaya penyelamatan aset budaya Kotagede ini dari kepunahan, dengan memfasilitasi pelatihan kerajinan tatah logam perak di kalangan generasi muda di kawasan sentra kerajinan perak setempat, sehingga ada regenerasi di kalangan perajin. "Juga perlu transfer teknologi, dan ada kepedulian dari kalangan pengusaha besar perak terhadap nasib para perajin kecil perak di Kotagede, dengan menghargai produk mereka dengan nilai yang layak," katanya. (ant/ajz)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper